Sedikitnya 80 orang tewas, 40 orang dalam kondisi kritis, dan 100 orang lain menderita luka-luka saat dua bom bunuh diri
Peristiwa itu terjadi di kota Shabqadar, Distrik Charsadda, Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan barat laut.
Menurut Menteri Senior Provinsi Khyber Pakhtunkhwa Bashir Ahmed Bilour, dari 80 korban tewas, 11 orang di antaranya adalah warga sipil dan 69 orang lainnya adalah para kadet polisi paramiliter FC yang baru saja selesai mengikuti pelatihan dan bersiap pulang menemui keluarga mereka.
Cabang gerakan Taliban di Pakistan, Tehrik-i-Taliban Pakistan, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Juru bicara Tehrik-i-Taliban Pakistan, Ahsanullah Ahsan, mengatakan, serangan ini bertujuan menghukum Pakistan karena gagal mencegah serangan sepihak pasukan Amerika Serikat yang menewaskan Osama di Abbottabad, Pakistan, pekan lalu.
”Ini adalah balas dendam pertama kami atas kematian Osama. Tunggu serangan-serangan yang lebih besar lagi di Pakistan dan Afganistan,” ujar Ahsan.
Bilour, yang mengunjungi lokasi kejadian, Jumat siang, mengecam serangan itu. ”Mengapa binatang-binatang ini menyerang orang-orang tak berdosa? Anak-anak muda ini dalam perjalanan pulang menemui orangtua mereka. Mereka semua Muslim. Mereka semua (dari suku) Pashtun. Mengapa Taliban menyerang saudara sebangsa mereka sendiri? Ini bukan Islam,” ujar Bilour yang terlihat terpukul dengan kejadian ini.
Polisi paramiliter FC adalah kesatuan dalam Angkatan Bersenjata Pakistan yang menjadi salah satu ujung tombak perang melawan kelompok militan yang bersarang di kawasan Khyber Pakhtunkhwa, dekat dengan perbatasan Pakistan-Afganistan. Anggota FC sebagian besar direkrut dari komunitas suku
Pengetahuan tentang kebiasaan dan tradisi lokal suku Pashtun diharapkan dapat digunakan FC untuk melawan gerakan Taliban.