Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antek-antek Mubarak Dituduh Memprovokasi

Kompas.com - 12/05/2011, 04:53 WIB

Kerusuhan berbau sektarian antara kaum Muslim dan Kristen Koptik di Mesir menelan korban tewas 12 orang. Kejadian pada Sabtu (7/5) itu menuai komentar internasional. Sekjen PBB Ban Ki-moon, Rabu (11/5), mengecam bentrokan itu.

Ban mencemaskan bentrok tersebut karena bisa membawa dampak negatif terhadap proses pembangunan demokrasi. ”Saya cemas, padahal kaum Muslim dan Kristen Koptik telah berhasil memperlihatkan kesatuan yang mengantarkan bangsa menuju peralihan kekuasaan secara damai,” ujar Ban Ki-moon.

Aksi kekerasan sektarian itu meletus ketika kaum Muslim, diduga dari gerakan Salafi garis keras, menyerang Gereja Koptik Saint Mena di distrik Imbaba untuk membebaskan seorang wanita Kristen yang diberitakan disekap di gereja tersebut lantaran ingin masuk Islam.

Kini pemerintah dan opini umum di Mesir fokus pada upaya meredam konflik tersebut. Rakyat bersatu padu kembali menyukseskan revolusi yang berhasil menumbangkan rezim Presiden Hosni Mubarak.

Opini umum yang berkembang di Mesir saat ini, ada tangan-tangan tersamar, terutama loyalis Partai Nasional Demokrat (NDP), yang ingin menggagalkan revolusi. NDP, pendukung Mubarak, telah dibubarkan lewat keputusan pengadilan administrasi tinggi Mesir pada 16 April.

Menurut harian Al Ahram, yang mengutip sumber-sumber dari lembaga hukum, ada 12 warga Muslim dan Kristen yang telah ditangkap setelah aksi kekerasan pada pekan lalu itu. Namun, ternyata mereka adalah loyalis NDP. Mereka diduga memprovokasi aksi bentrokan itu.

Di antara 12 orang yang ditangkap itu ada seorang pedagang bernama Adel Labib, yang berdomisili dekat Gereja Saint Mena. Labib diketahui punya hubungan kuat dengan NDP dan juga pernah menjadi penggerak aksi bentrokan Muslim-Kristen pada tahun 1992.

Menurut saksi mata yang dikutip harian Al Ahram, Adel Labib sengaja mengembuskan berita di kalangan kaum Kristen bahwa sekelompok pemuda Muslim tengah mengepung Gereja Saint Mena. Tak lama setelah itu, bentrokan terjadi.

Hasil pemburuan dan penyelidikan aparat militer menguakkan pula keterlibatan narapidana yang berhasil lari dari penjara ketika meletus revolusi pada Januari lalu. Sumber keamanan mengungkapkan, sedikitnya ada 10 narapidana yang telah ditangkap dan ikut membakar Gereja Saint Mena.

Aparat keamanan juga telah menangkap sejumlah provokator yang menyerukan pembakaran gereja-gereja di distrik Imbaba melalui jejaring sosial internet.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com