Presiden Obama menegaskan sikapnya dalam acara ”60 Minutes” di stasiun televisi CBS, Minggu (8/5). ”Menurut kami, pasti ada semacam jaringan dukungan bagi Osama di dalam Pakistan. Kami belum tahu seperti apa dan siapa di balik jaringan dukungan tersebut,” tutur Obama.
Penasihat keamanan nasional AS, Tom Donilon, mengungkapkan hal yang sama saat diwawancara stasiun televisi NBC dalam acara ”Meet the Press”, Minggu. Baik Obama maupun Donilon mengatakan, belum ada bukti yang menunjukkan keterlibatan orang dalam di pemerintahan atau militer Pakistan dalam jaringan pelindung Osama. ”Itu yang harus kami selidiki, dan yang lebih penting lagi, harus diselidiki oleh Pemerintah Pakistan,” tutur Obama.
Donilon menambahkan, satu gugus tugas yang dipimpin Badan Pusat Intelijen AS (CIA) saat ini terus menyisir data yang diperoleh dalam penyerbuan rumah Osama di Abbottabad, Pakistan, pekan lalu. Mereka mencari kemungkinan adanya plot serangan teroris yang akan dilakukan Al Qaeda dalam waktu dekat.
Menurut Donilon, berbagai data, yang tersimpan dalam lima komputer, 10 hard drive, dan lebih dari 100 penyimpan data berbagai bentuk, merupakan materi intelijen terbesar yang didapatkan dari penggerebekan teroris selama ini. Di dalamnya terkandung informasi mulai dari nomor telepon, dokumen rencana aksi, hingga rekaman video kegiatan Osama di rumahnya tersebut.
”Menurut CIA, data yang diperoleh itu setara dengan isi perpustakaan satu perguruan tinggi kecil,” tutur Donilon.
Salah satu informasi yang dapat diungkap adalah rencana serangan teror terhadap jaringan rel kereta api di AS pada peringatan 10 tahun tragedi 9/11, 11 September mendatang. Selain itu, pihak berwenang juga merilis ke media lima rekaman video Osama, yang menggambarkan ia sedang duduk di sebuah kamar, menonton siaran televisi tentang dirinya.
Data yang ditemukan itu juga menunjukkan, Osama masih memegang peranan strategis dan operasional dalam aktivitas Al Qaeda, dan rumah di Abbottabad tersebut menjadi semacam pusat komando.
Secara terpisah, panglima komando pasukan AS di Afganistan, Jenderal David Petraeus, mengingatkan, Al Qaeda hanya satu dari banyak organisasi teroris internasional yang beroperasi di Afganistan.