SANAA, KOMPAS.com - Pasukan keamanan Yaman menembakkan gas air mata dan peluru amunisi untuk membubarkan demonstrasi di Taez, sebelah selatan Sanaa, ibu kota Yaman, Senin (10/5/2011).
Akibatnya tiga demonstran tewas dan mencederai puluhan lain, kata beberapa saksi dan petugas medis. Pasukan keamanan membubarkan aksi duduk yang semalam memblokade jalan utama di Taez.
Seorang petugas medis mengatakan, mayat seorang demonstran dibawa ke rumah sakit setempat, puluhan korban cedera dirawat. Korban yang tewas diidentifikasi sebagai Mohammed Abdelhaq (35).
Beberapa saksi dan petugas medis mengatakan, dua demonstran lain tewas ditembak dalam bentrokan lebih lanjut, dan 15 orang cedera akibat tembakan, termasuk tiga orang yang kondisinya serius.
Ribuan guru melakukan aksi duduk di luar kantor regional Kementerian Pendidikan di Taez, sekitar 250 kilometer sebelah selatan Sanaa, untuk menuntut gaji yang lebih baik dan penundaan ujian akhir, kata penyelenggara protes.
Aksi mereka diikuti oleh ratusan pemrotes anti-pemerintah yang bergerak dari "Lapangan Kebebasan", tempat massa melakukan aksi duduk selama beberapa pekan terakhir. Taez, kota terbesar kedua di Yaman, telah menjadi titik utama menuntut pengunduran diri Presiden Ali Abdullah Saleh yang berkuasa sejak 1978.
Demonstrasi di Yaman sejak akhir Januari yang menuntut pengunduran diri Saleh telah menewaskan lebih dari 150 orang. Oposisi Yaman mendesak Saleh mengakhiri kekuasaan tiga dasawarsanya dan menyerahkan wewenang kepada deputinya untuk periode peralihan, namun usulan itu ditolak oleh pemimpin kawakan tersebut.
Dengan jumlah kematian yang terus meningkat, Saleh, sekutu lama Washington dalam perang melawan Al-Qaeda, tampaknya kehilangan dukungan AS.
Pemerintah AS mengambil bagian dalam upaya-upaya untuk merundingkan pengunduran diri Saleh dan penyerahan kekuasaan sementara, menurut sebuah laporan di New York Times.
Para pejabat AS menganggap posisi Saleh tidak bisa lagi dipertahankan karena protes yang meluas dan ia harus meninggalkan kursi presiden, kata laporan itu. Meski demikian, Washington memperingatkan bahwa jatuhnya Saleh selaku sekutu utama AS dalam perang melawan Al-Qaeda akan menimbulkan "ancaman nyata" bagi AS.
Yaman adalah negara leluhur pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden dan hingga kini masih menghadapi kekerasan separatis di wilayah utara dan selatan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.