Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raja Berniat Cabut Status Darurat Bulan Depan

Kompas.com - 09/05/2011, 05:40 WIB

Manama, Minggu - Status darurat yang diterapkan di Bahrain sejak Maret silam, menyusul merebaknya aksi protes jalanan oleh kaum Syiah terhadap penguasa minoritas Sunni, akan dicabut mulai Juni. Demikian diumumkan Kerajaan Bahrain, Minggu (8/5).

Aksi protes jalanan, yang terinspirasi oleh aksi massa yang menggulingkan pemerintahan di Tunisia, menuntut lebih besarnya kemerdekaan politik bagi mayoritas warga Syiah dan dihentikannya diskriminasi sektarian di kerajaan di kawasan Teluk Arab ini.

Merebaknya aksi protes di Bahrain setelah kerusuhan Tunisia memaksa negara-negara yang dikuasai Islam Sunni di Teluk mengirimkan tentaranya ke Bahrain guna membantu pemerintah minoritas Sunni lantaran khawatir akan campur tangannya negara yang dikuasai Islam Syiah, Iran.

Sejak saat itu, Bahrain pun membidik para pengunjuk rasa. Ratusan demonstran ditangkap dan ditahan serta lusinan di antara mereka diadili dalam sebuah peradilan khusus. Tak sedikit di antara mereka bahkan sudah dipecat dari kursi pegawai negeri.

Sambut baik

Kelompok oposisi utama Syiah, Wefaq, menyambut baik niat Raja Bahrain untuk mencabut status darurat ini. Mereka menangkap hal itu sebagai pertanda otoritas melonggarkan genggaman kekuasaannya.

”Meski begitu, tak perlu terlihat begitu banyak tentara di jalanan,” kata Jasim Husain, politisi Wefaq.

Setidaknya 29 orang tewas, hampir seluruhnya (kecuali enam orang) adalah kaum Syiah. Mereka terbunuh sejak merebaknya aksi protes bulan Februari, menyusul ”revolusi melati” di Tunisia dan Mesir.

Bahrain pun saat ini tengah menyeret 21 aktivis oposisi Syiah ke pengadilan khusus, Minggu. Semuanya dituduh melakukan makar untuk menggulingkan pemerintahan yang sah.

Di antara 21 orang yang diadili, Minggu, termasuk pula Hassan Mushaimaa, pemimpin kelompok oposisi Haq yang menyerukan diturunkannya monarki Sunni Al-Khalifa. Ada juga Ebraheem Shareef, pemimpin Sunni dari kelompok sekuler Waad, yang juga mendukung diturunkannya raja dari monarki Al-Khalifa. (Reuters/AFP/sha)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com