Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UE Keluhkan ASEAN

Kompas.com - 07/05/2011, 04:40 WIB

JAKARTA, KOMPAS - Hubungan ekonomi yang lebih baik antara ASEAN dan kawasan lain hanya akan berjalan di tempat jika negara-negara di kawasan ASEAN belum menyelesaikan proses integrasi. Mitra dagang masih lebih senang mengadakan perjanjian dengan anggota ASEAN secara individu.

”Uni Eropa (UE) berharap dapat menyelesaikan perjanjian perdagangan bebas bukan dengan ASEAN tahun 2011, tetapi dengan Singapura,” ujar Komisioner Perdagangan UE Karel De Gucht, Jumat (6/5) di Jakarta.

Singapura dianggap paling siap. UE menyimpulkan perbedaan di antara ASEAN terlalu besar. ASEAN bercita-cita membentuk Komunitas Ekonomi ASEAN (KEA) pada 2015 mendatang. Namun, banyak pihak yang meragukan cita-cita ini akan tercapai.

”Segera setelah kami merampungkan negosiasi dengan seluruh negara ASEAN secara individu, jika mereka tertarik tentang komunitas ekonomi, saya rasa itu merupakan waktu tepat untuk beralih ke pendekatan dari sisi kawasan ke kawasan,” ujar De Gucht.

Dalam kawasan

KEA merupakan tanggapan atas kebutuhan kawasan yang semakin dinamis dan kompetitif. Dengan adanya kerangka KEA, arus barang, investasi, modal dan jasa akan mengalir bebas di kawasan ASEAN.

Dalam hubungan dengan kawasan lain, KEA merupakan satu entitas regional. ASEAN dapat melakukan persetujuan bersama dengan mitra dialognya. Pada saat yang sama, masing-masing negara masih berhak mengadakan perjanjian dengan negara atau kawasan lain secara individu.

Di ASEAN telah ada kawasan ekonomi yang berpotensi untuk dikembangkan seperti Segi Tiga Pertumbuhan Indonesia-Malaysia-Thailand, juga ada Sijori (Singapura, Johor di Malaysia, dan Riau di Indonesia).

Juga ada kawasan Pertumbuhan ASEAN Timur yang mencakup Brunei, Kalimantan, Sulawesi, Papua Barat dan Papua di Indonesia, Sabah dan Sarawak di Malaysia, Mindanao dan Pawan di Filipina.

Sayangnya, pertumbuhan kawasan ini tampaknya terabaikan dan tidak terintegrasi. Tidak ada perencanaan dalam keseriusan memperkuat kawasan pertumbuhan ini. (AP/joe)

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com