Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amal, Istri Osama yang Diperebutkan Itu

Kompas.com - 05/05/2011, 16:08 WIB

Tidak jelas apakah Osama dan Amal memiliki anak lainnya. Namun, pemimpin Al Qaeda itu memiliki lebih dari 20 anak dari lima istri. Salah satu putranya juga dilaporkan tewas dalam serangan di kompleks Abbottabad di Pakistan itu.

Analis terorisme CNN, Peter Bergen, telah menulis tentang pernikahan Osama dalam bukunya, The Osama bin Laden I Know: An Oral History of al Qaeda's Leader. Osama pertama kali menikah pada usia 17 tahun dengan seseorang yang masih sepupunya, Najwa Ghanem, yang mungkin dua tahun lebih muda dari Osama. Mereka punya 11 anak, tapi setelah menjalani hidup bersama yang terus-menerus berpindah, Najwa akhirnya meninggalkan Osama (dan Afganistan) beberapa hari sebelum serangan 11 September.

Istri kedua Osama adalah Khadijah Sharif, sembilan tahun lebih tua dari Osama, seorang perempuan berpendidikan tinggi dan keturunan langsung Nabi Mohammad. Mereka menikah tahun 1983 dan punya tiga anak—tapi akhirnya mereka bercerai ketika tinggal di Sudan pada tahun 1990-an. Dalam wawancaranya dengan Al Quds al Arabi, Abu Jandal mengatakan, Khadijah tidak mampu menghadapi kehidupan mereka yang keras dan akhirnya kembali ke Arab Saudi.

Istri pertama Osama, Najwa, membantu untuk mengatur perkawinan Osama yang ketiga dengan Khairiah Sabar. Khairiah juga perempuan berpendidikan tinggi dan bergelar doktor dalam syariah atau hukum Islam. Perempuan itu menikahi Osama tahun 1985 dan mereka punya satu anak, seorang putra. Bergen menulis bahwa tidak diketahui apakah perempuan itu selamat dari pengeboman di Afganistan pada Oktober dan November 2001.

Lalu, ada Siham Sabar yang menikahi Osama tahun 1987. Mereka punya empat anak, dan seperti Khairiah, dia tidak ketahuan jejaknya sejak invasi ke Afganistan. Amal al-Sadah adalah istri kelima dan termuda Osama. Amal sempat dipulangkan ke Yaman demi keselamatannya, tapi entah kenapa dia kembali ke tempat Osama.

Menurut Abu Jandal, setelah keluarga besar Osama tiba di Afganistan tahun 1996, mereka kerap naik bus yang dikawal dengan sebuah kendaraan yang penuh penjaga. Ia mengatakan, tiga istri Osama hidup harmonis dalam rumah yang sama. Mereka sering pergi ke acara outing keluarga—Osama dalam sebuah mobil tersendiri diikuti bus keluarga. Pada acara seperti, kata Abu Jandal, pemimpin Al Qaeda itu akan mengajari para istrinya bagaimana menggunakan senjata api.

Pengamat teroris CNN, Paul Cruickshank, mengatakan, tidak mengherankan jika di kompleks di Abbottabad yang diserang pasukan AS pada Minggu lalu terdapat sejumlah anak meskipun tidak diketahui berapa orang yang merupakan anak Osama. "Dia berusaha melatih anak-anaknya untuk mengikuti jejaknya."

Secara keseluruhan, menurut Abu Jandal, Osama memiliki 11 putra, beberapa di antaranya lari dari kondisi kehidupan yang keras bersama ayah mereka ke kehidupan yang lebih sejahtera bersama keluarga besar Bin Laden yang kaya. "Adapun anak perempuan tidak diketahui pasti jumlahnya," kata Abu Jandal kepada Al Quds al Arabi.

Beberapa  minggu setelah peristiwa 11 September, Osama mengatakan kepada wartawan Pakistan, Hamid Mir, bahwa ia punya rencana untuk putri bungsunya, Safiyah. "Saya menjadi seorang ayah dari seorang gadis setelah 11 September," katanya. "Saya menamai dia Safiyah, yang membunuh seorang mata-mata Yahudi pada zaman Nabi. (Putri saya) akan membunuh musuh-musuh Islam seperti Safiyah."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com