Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Osama, Ayah Otoriter bagi Anak-anaknya

Kompas.com - 05/05/2011, 08:38 WIB

Osama berasal dari keluarga Bin laden, yang merupakan salah satu keluarga paling terkemuka di Arab Saudi. The Binladin Group, bisnis konstruksi keluarga, adalah yang terbesar di kerajaan itu.

Hubungan dalam keluarga besar itu rumit karena banyak di antara mereka tidak mengakui Osama setelah kewarganegaraan Saudi-nya dicabut tahun 1994 karena dugaan aktivitas teroris dan karena mengkritik dinasti Al Saud.

Istri pertama Osama adalah Najwa Ghanem. Perempuan Suriah ini adalah kemenakan ibu Osama, yang menikah dengan Osama tahun 1974 ketika mereka berusia 17 tahun dan menjelang 15 tahun.

Dari istri pertamanya itu Osama diketahui mempunyai beberapa putra, antara lain Saad bin Laden, yang kelahiran tahun 1979. Saad menyertai Osama di pengasingannya ke Sudan tahun 1991-1996, dan setelah itu ke Afganistan. Saad yang kabarnya beristri seorang perempuan Yaman itu diyakini bertanggung jawab atas pengeboman sebuah sinagoga Tunisa pada 11 April 2002, disangkutkan pada pengeboman bunuh diri pada 12 Mei 2003 di Riyadh, dan pengeboman di Maroko empat hari kemudian.

Dia diyakini masih berada di Iran, tetapi ada yang mengatakan, dia ditangkap atau dibuang oleh Pemerintah Iran ke Afganistan atau Pakistan karena diduga melakukan pengeboman di Qom tahun 2005.

Anak laki-laki Osama yang banyak muncul dalam pemberitaan adalah Omar, putra keempat Osama dan Najwa. Lahir tahun 1980, Omar pada tahun 2009 menerbitkan sebuah buku berjudul Growing up Bin laden, yang ditulisnya bersama ibunya.

Buku itu menggambarkan masa kecil dia dan saudara-saudaranya—sampai sebanyak 20 anak dari beberapa istri—yang dibesarkan sejak awal oleh seorang ayah yang otoriter, yang menolak kemewahan, termasuk penyejuk ruangan dan produk apa pun yang dianggap buatan Amerika.

Tumbuh tanpa tawa

Ibu dan anak itu menulis bahwa anak-anak itu tumbuh besar di Arab Saudi, Sudan, dan Afganistan tanpa tawa atau mainan, secara rutin dipukuli, dan kehilangan binatang kesayangan mereka yang tewas oleh eksperimen gas beracun oleh orang-orang ayah mereka.

Ketika mereka berangkat dewasa, ayah mereka meminta mereka untuk mau melakukan misi bunuh diri. Omar memprotes dan Osama menjawab, "Tempatmu di hatiku tak beda dengan lelaki atau anak lelaki mana pun di seluruh negeri. Itu berlaku bagi semua putraku."

Omar akhirnya menolak jalan hidup ayahnya dan meninggalkan kamp pelatihan di Afganistan beberapa bulan sebelum serangan 11 September.

Omar menceraikan istri pertamanya, yang memberinya seorang putra, setelah bertemu dengan Jane Felix-Browne, perempuan Inggris yang telah enam kali menikah dan 25 tahun lebih tua. Ibu tiga anak itu masuk Islam, menjadi Zaina, dan pasangan itu menikah akhir 2006. Mereka berpisah tahun lalu setelah Omar dirawat di rumah sakit jiwa dengan skizofrenia. (AFP/Reuters/DI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com