Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Osama Dimakamkan di Laut?

Kompas.com - 03/05/2011, 15:23 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com — Mayat Osama bin Laden telah ditenggelamkan di laut dari geladak sebuah kapal induk AS karena tidak tersedia alternatif lain untuk menguburkannya dalam waktu 24 jam sesuai dengan hukum Islam, kata penasihat kontraterorisme dan keamanan dalam negeri Presiden AS Barack Obama, John Brennan, Senin (2/5/2011).

"Pemakaman Bin Laden tetap dilakukan sesuai dengan ajaran dan paktik-praktik dalam Islam. Itu dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum Islam," kata Brennan kepada wartawan dalam sebuah briefing di Gedung Putih. Menurut Brennan, pihaknya sejak awal telah menyiapkan penguburan seperti itu dan ingin memastikan bahwa hal itu dilakukan secara tepat.

Seorang pejabat senior Departemen Pertahanan AS menuturkan, upacara keagamaan dilakukan di atas dek kapal USS Carl Vinson di Laut Arab. Upacara dimulai pukul 01.10 dan selesai pukul 02.10 waktu AS. "Mayatnya dimandikan dan ditempatkan di atas sebuah kain putih. Seorang pejabat militer membacakan pidato yang telah dipersiapkan, yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh seorang penutur asli bahasa itu. Mayat Osama bin Laden ditempatkan pada sebuah papan datar, yang kemudian diluncurkan ke laut," kata pejabat tersebut.

Perencanaan atas penguburan Bin Laden sudah dimulai bulan lalu sebagai bagian dari rencana darurat yang harus memperhitungkan berbagai kemungkinan, termasuk penangkapan atau kematian pemimpin teroris, kata Brennan.

Seorang pejabat senior Departemen Pertahanan AS mengatakan tidak ada negara yang bersedia atau mampu mengambil mayat Bin Laden untuk sebuah acara pemakaman.

Menurut Brennan, membawa mayat itu ke negara lain dan mencoba untuk mengatur pemakamannya akan menyalahi hukum Islam yang mewajibkan penguburan mayat dalam waktu 24 jam.

"Ada sejumlah langkah tertentu yang harus diambil karena sifat operasi," kata Brennan. "Kami ingin memastikan bahwa kami mampu melakukannya dalam jangka waktu yang dialokasikan untuk itu. Dalam pandangan kami, pergi ke negara lain, membuat pengaturan dan persyaratan, akan melebihi jangka waktu itu."

Menurut Juan Campo, profesor studi agama di University of California di Santa Barbara, AS, yang telah mempelajari upacara pemakaman di dunia Muslim, deskripsi penguburan itu tampaknya demi menunjukkan bahwa pasukan AS memang berupaya mengikuti aturan pemakaman Islam. Namun, kata Campo, pertanyaan tetap tersisa terkait upacara pemakaman tersebut. Campo mengatakan, hukum Islam mensyaratkan seorang Muslim yang harus membacakan doa pemakaman selama upacara itu. Pernyataan para pejabat AS, kata Campo, tidak menunjukkan apakah orang yang berbahasa Arab dalam upacara itu adalah seorang Muslim.

Selain itu, otoritas Islam biasanya juga akan memberikan wewenang untuk memakamkan mayat di laut ketika pemakaman di darat bukan lagi sebuah pilihan. Campo mengatakan, ia akan ingin tahu siapa, jika memang ada orang, yang memberikan wewenang tersebut.

Dalam briefingnya itu, Brennan mengatakan, Pemerintah AS telah mencari panduan untuk pemakaman itu. "Kami berkonsultasi dengan spesialis yang tepat dan ahli, dan ada kebulatan suara bahwa itu akan menjadi cara terbaik untuk menangani (masalah) itu," katanya.

Para pejabat AS juga mengungkapkan, ada kekhawatiran lain bahwa jika dikuburkan di daratan, makam Bin Laden akan menjadi sebuah tempat ziarah. Meski Campo mengatakan praktik itu dibenci oleh Bin Laden, bukan tidak mungkin hal itu akan terjadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com