Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembobol ATM dengan Lem Ditangkap

Kompas.com - 26/04/2011, 21:42 WIB

BOGOR, KOMPAS.com — Aparat Satuan Reserse Polres Bogor menahan Darmawan (30), warga Kampung Padurenan, Kelurahan Pabuaran, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor. Ia disangka merusak mesin ATM Bank Mandiri dan membobol atau mengambil uang yang ada di ATM menggunakan kartu nasabah yang terperangkap di mesin ATM tersebut.

"Yang menangkap dan melaporkan tersangka adalah Hadi Sucipto (31), karyawan PT Universal, perusahan yang melakukan perawatan pada mesin-mesin ATM tersebut. Saat ini kami masih menunggu para pemilik kartu ATM bank tersebut yang kartu-kartu itu kami sita dari tersangka," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Bogor Ajun Komisaris Zulkarnaen Harahap di Cibinong, Selasa (26/4/2011) sore.

Barang bukti yang disita dari tersangka yaitu delapan kartu ATM, dua stiker yang tercetak nomor telepon call center Bank Mandiri palsu (karena itu nomor telepon tersangka), satu botol lem, lempengan besi untuk mencungkil, dan potongan-potongan plastik mika ukuran 1,5 cm x 2 cm, serta patahan-patahan batang korek api sepanjang 1-1,5 cm. Plastik mika, patahan batang korek api, dan lem adalah alat utama untuk memerangkap kartu ATM, yang dipasang di mulut masuk kartu mesin ATM.

ATM yang menjadi sasaran Darmawan adalah yang berlokasi di dekat kantor PDAM Kabupaten Bogor di Jalan Tegar Beriman, Sukahati, Cibinong. Hadi dan rekan kerjanya memang sengaja berpatroli atau mengintai di lokasi karena mendapat keluhan bahwa ATM tersebut bermasalah, yakni kartu ATM tidak tertelan mesin tetapi juga tidak dapat keluar lagi dari mesin, alias menyangkut di bagian dalam di dekat mulut masuk kartu.

Pengintaian mereka berhasil memergoki Darmawan saat beraksi pada petang hari. Hadi makin curiga karena ketika didekati tersangka malah kabur. Akhirnya tersangka berhasil ditangkap sekitar 100 meter dari lokasi ATM. Saat itu, Hadi juga mendapakan kunci untuk membuka bagian depan mesin sudah rusak dan menemukan potongan plastik mika yang ditempeli potongan korek api serta lengket karena lem.

Modus operandi tersangka, memasang mika berkorek api dan berlem itu di dalam mulut ATM tempat masuk kartu sedemikian rupa. Jika kartu itu masuk, plastik mika itu akan menempel di kartu sehingga kartu tidak dapat keluar lagi karena plastik berbatang korek api itu membuatnya tersangkut di dalam mulut ATM.

Tersangka yang semula sembunyi tidak jauh dari ATM atau pura-pura mengantre untuk ambil uang di ATM itu, lalu menyarankan agar korban untuk menelepon ke call center dan menunjukan sticker call center palsu yang dipasangnya di bilik ATM. Ia lalu beranjak menjauh dari lokasi ATM, tetapi masih dapat mengawasi kegiatan korban di bilik ATM.

Korban yang panik biasanya melaksanakan saran tersangka, yakni menelepon ke nomor call center palsu itu, yang ternyata adalah nomor telepon seluler Darmawan. Maka, Darmawan pun menerima telepon korban yang panik itu, melayani keluhan korban sedemikian rupa, sampai akhirnya tersangka mendapat nomor PIN kartu ATM korban.

Setelah itu, dipastikan korban tetap tidak bisa mendapat kembali kartu ATM. Setelah korban pergi dari bilik ATM, tersangka pun membuka bagian depan mesin ATM dengan merusak kuncinya. Lalu ia mengambil kartu ATM korban yang terperangkap plastik mikanya. Setelah dipersihkan, tersangka pun dapat menguras uang korban dengan kartu ATM itu.

"Tetapi saya baru dua kali berhasil mengambil uang di ATM dengan cara ini. Yang pertama dapat Rp 800.000 dan yang kedua Rp 600.000. Kartunya sudah saya buang. Kalau yang disita ini, saya belum ambil uangnya. Kartu-kartu itu memang saya ambil dari mesin ATM itu, tapi uangnya belum saya ambil," kata bapak tiga anak itu, yang sehari-hari menjadi sales produk gipsum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com