Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Sudah Tegas Hadapi Perompak

Kompas.com - 20/04/2011, 14:22 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha mengatakan, pemerintah telah bersikap tegas dalam upaya penyelamatan 20 anak buah Kapal MV Sinar Kudus asal Indonesia yang ditawan perompak Somalia. Pemerintah, kata Julian, telah mengambil langkah antisipatif ketika mengetahui adanya insiden penyanderaan tersebut. Namun diakuinya, upaya pembebasan ke-20 ABK tak sederhana serta cukup rumit. 

"Ini situasi yang tidak biasa, tidak lazim karena perompakan harus ditangani dengan cara yang tidak sama dengan mengembalikan seorang WNI yang terjebak di tengah proses politik di Mesir, misalnya," kata Julian kepada para wartawan di Bina Graha, Jakarta, Rabu (20/4/2011). 

Pada kesempatan tersebut, Julian meluruskan persepsi publik bahwa pemerintah turut bernegosiasi dengan perompak Somalia dalam upaya pembebasan 20 ABK. 

Menurutnya, pemerintah tak pernah melakukan negosiasi langsung dengan perompak. Proses negosiasi selama ini dilakukan oleh pemilik kapal, PT Samudra Indonesia, dengan perompak. Proses negosiasi difasilitasi oleh pihak yang memiliki akses langsung ke pihak perompak. 

Sebelumnya, terkait dengan usaha pembebasan 20 ABK, beberapa tokoh kembali mengingatkan perlunya Pemerintah Indonesia bertindak lebih tegas. 

"Jangan bernegosiasi. Sekali bernegosiasi, tindakan kejahatan para perompak tak akan sirna dan terus-menerus akan diulangi," kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin di sela-sela peluncuran program "Shodaqoh Sampah" di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Selasa (19/4/2011). 

Din menilai, hingga saat ini pemerintah belum melakukan tindakan tegas dan konkret untuk membebaskan 20 awak Kapal MV Sinar Kudus yang disandera sejak Maret lalu. Langkah operasi militer, kata Din, harus segera dilakukan tanpa mengorbankan jiwa para sandera. 

Selain mendesak pemerintah bertindak tegas, Din juga berharap Pemerintah Indonesia turut mendorong negara-negara lain untuk mengambil langkah bersama dalam membasmi perompak. Sebab, aksi perompak Somalia telah berulang kali menimpa awak kapal dari sejumlah negara dan membahayakan siapa pun yang melintas di sekitar Teluk Aden, Somalia. 

Dalam kesempatan terpisah, mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Hasyim Muzadi mengatakan, penyelesaian penyanderaan Kapal MV Sinar Kudus memerlukan upaya negosiasi dan militer secara bersamaan. 

"Tanpa penjagaan militer, upaya negosiasi bisa dipermainkan. (Namun), tindakan militer saja tak akan berjalan lancar karena juga membutuhkan dana besar. Oleh karena itu, harus dilakukan kombinasi tindakan," kata Hasyim di sela-sela acara Dialog Antaragama oleh Indonesia-Etiopia di Sekretariat Dewan Pendidikan Keislaman Internasional (ICIS), Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Cak Imin Mengaku Belum Dapat Undangan KPU untuk Penetapan Prabowo-Gibran

    Cak Imin Mengaku Belum Dapat Undangan KPU untuk Penetapan Prabowo-Gibran

    Nasional
    Tentara AS Meninggal Saat Tinjau Tempat Latihan Super Garuda Shield di Hutan Karawang

    Tentara AS Meninggal Saat Tinjau Tempat Latihan Super Garuda Shield di Hutan Karawang

    Nasional
    DKPP Terima 200 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu Selama 4 Bulan Terakhir

    DKPP Terima 200 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu Selama 4 Bulan Terakhir

    Nasional
    Nasdem-PKB Sepakat Tutup Buku Lama, Buka Lembaran Baru

    Nasdem-PKB Sepakat Tutup Buku Lama, Buka Lembaran Baru

    Nasional
    Tentara AS Hilang di Hutan Karawang, Ditemukan Meninggal Dunia

    Tentara AS Hilang di Hutan Karawang, Ditemukan Meninggal Dunia

    Nasional
    Lihat Sikap Megawati, Ketua DPP Prediksi PDI-P Bakal di Luar Pemerintahan Prabowo

    Lihat Sikap Megawati, Ketua DPP Prediksi PDI-P Bakal di Luar Pemerintahan Prabowo

    Nasional
    PDI-P Harap Pilkada 2024 Adil, Tanpa 'Abuse of Power'

    PDI-P Harap Pilkada 2024 Adil, Tanpa "Abuse of Power"

    Nasional
    PKS Belum Tentukan Langkah Politik, Jadi Koalisi atau Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

    PKS Belum Tentukan Langkah Politik, Jadi Koalisi atau Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Nasional
    KPK Duga Biaya Distribusi APD Saat Covid-19 Terlalu Mahal

    KPK Duga Biaya Distribusi APD Saat Covid-19 Terlalu Mahal

    Nasional
    Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

    Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

    Nasional
    Naik Kereta Cepat, Ma'ruf Amin Kunjungan Kerja ke Bandung

    Naik Kereta Cepat, Ma'ruf Amin Kunjungan Kerja ke Bandung

    Nasional
    Harga Bawang Merah Melonjak, Mendag Zulhas: Karena Tidak Ada yang Dagang

    Harga Bawang Merah Melonjak, Mendag Zulhas: Karena Tidak Ada yang Dagang

    Nasional
    Dua Tersangka TPPO Berkedok Magang Sembunyi di Jerman, Polri Ajukan Pencabutan Paspor

    Dua Tersangka TPPO Berkedok Magang Sembunyi di Jerman, Polri Ajukan Pencabutan Paspor

    Nasional
    Tak Dukung Anies Maju Pilkada DKI, PKS: Beliau Tokoh Nasional, Jangan Kembali Jadi Tokoh Daerah

    Tak Dukung Anies Maju Pilkada DKI, PKS: Beliau Tokoh Nasional, Jangan Kembali Jadi Tokoh Daerah

    Nasional
    Zulhas Ungkap Arahan Prabowo soal Buka Pintu Koalisi

    Zulhas Ungkap Arahan Prabowo soal Buka Pintu Koalisi

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com