Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masa Jabatan Dibatasi, Bisnis Properti Diizinkan

Kompas.com - 20/04/2011, 04:11 WIB

Havana, senin - Kuba menemukan momentum perubahan setelah kongres keenam Partai Komunis Kuba sejak Revolusi 1959 akhirnya menyetujui reformasi politik dan ekonomi besar-besaran di satu-satunya negara komunis yang masih bertahan di Benua Amerika itu.

Sekitar 1.000 peserta kongres secara aklamasi menyetujui sekitar 300 proposal reformasi ekonomi pada hari ketiga kongres yang digelar di Havana, Senin (18/4). Salah satu pokok proposal reformasi itu adalah keputusan untuk mengizinkan dan melegalkan jual-beli rumah pribadi, sesuatu yang dilarang di negeri komunis itu sejak 1959.

Sebelumnya, saat membuka kongres, Sabtu pekan lalu, Presiden Raul Castro juga menyampaikan usul mengejutkan untuk membatasi masa jabatan para pejabat tinggi, termasuk presiden.

”Kita sudah sampai pada kesimpulan bahwa kita perlu membatasi masa jabatan posisi-posisi tertinggi negara dan politik dengan maksimum dua periode masa jabatan lima tahun,” kata Raul.

Adik Fidel Castro ini mengatakan, pembatasan masa jabatan ini akan menjamin penyegaran kepemimpinan secara sistematik.

Salah satu masalah utama yang dihadapi Kuba adalah terlambatnya regenerasi kepemimpinan nasional. Hingga saat ini pucuk-pucuk pimpinan politik masih dipegang orang-orang yang terlibat langsung dalam Revolusi 1959, yang rata-rata sudah berusia sekitar 80 tahun.

Membicarakan pembatasan masa jabatan presiden adalah hal tabu di Kuba sejak Fidel Castro memegang tampuk kekuasaan setelah menggulingkan Presiden Fulgencio Batista, Januari 1959. Raul berdalih, pembatasan masa jabatan ini memang tidak mungkin dilakukan sebelum ini karena pada beberapa dekade pertama revolusi, Kuba selalu di bawah ancaman dan agresi.

Berbagai reaksi muncul di kalangan rakyat Kuba. Ada yang terkejut dan menaruh harapan pada keputusan ini. ”Saya tidak mengira akan mendengar keputusan ini. Ini benar-benar fantastis bahwa akhirnya dalam hal politik kami akan sama dengan negara-negara lain di dunia. Sepertinya Raul memang benar-benar ingin memodernisasi negara ini,” tutur Laritza Martinez, seorang mahasiswa.

Namun, ada juga yang masih skeptis dengan pidato presiden itu. ”Mereka mengusulkan ini sekarang karena tahu itu tak akan berpengaruh apa-apa bagi mereka. Saya pikir mereka berniat memegang jabatan itu sampai mati,” ujar seorang tukang ledeng bernama Angel Garrido.

Di bidang politik, kongres yang akan ditutup hari Selasa ini juga akan memilih pucuk kepemimpinan baru di Partai Komunis. Raul hampir dapat dipastikan akan terpilih untuk menempati posisi Sekretaris Satu Partai Komunis, posisi yang dahulu dipegang kakaknya sebelum Fidel mundur pada 2008 karena alasan kesehatan.

Kabar yang paling ditunggu-tunggu adalah siapa yang akan terpilih menggantikan Raul sebagai sekretaris dua karena ini akan menunjukkan arah regenerasi kepemimpinan Kuba pada masa depan.

Membangkitkan ekonomi

Langkah-langkah konkret lebih terlihat dalam proposal untuk membangkitkan kembali perekonomian Kuba yang terpuruk dengan upah rata-rata masyarakat Kuba hanya sekitar 17 dollar AS (Rp 147.500) per bulan dan korupsi merajalela.

Selain melegalkan jual-beli perumahan, kongres juga menyetujui usul desentralisasi sistem distribusi pangan, memotong jumlah pegawai negeri, mendorong kewirausahaan dengan menyediakan kredit usaha, memperluas peluang penanaman modal asing, dan menghapus sistem mata uang ganda.

Selama ini Kuba menetapkan sistem mata uang ganda yang unik. Para pekerja Kuba menerima gaji dalam mata uang peso Kuba, tetapi beberapa barang impor harus dibeli dengan mata uang peso khusus, yang merupakan ekuivalen dari dollar AS.

Selain itu, untuk memangkas subsidi yang sangat membebani pemerintah, kongres Partai Komunis juga menyetujui proposal penghapusan sistem jatah ransum makanan. Rakyat Kuba selama ini mendapat jatah makanan dan barang-barang kebutuhan pokok lain setiap bulan sebagai salah satu wujud sistem paternalistis pemerintah sosialis.

Meski demikian, Presiden Raul menolak gagasan reformasi ekonomi berorientasi pasar seperti di China. ”Itu bertentangan dengan esensi sosialisme,” ujar Raul. (AP/Reuters/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com