Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilik Kapal-Perompak Sepakati Tebusan

Kompas.com - 18/04/2011, 15:36 WIB

BOGOR, KOMPAS.com — Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto mengatakan, negosiasi antara pemilik kapal MV Sinar Kudus dan perompak di Somalia yang menawan 20 anak buah kapal asal Indonesia telah sampai pada proses jumlah uang tebusan. Terkait nominalnya, Djoko enggan mengungkapkannya.

"Begini, mengenai jumlahnya, kalau saya bilang jumlahnya 'X', nanti dibilang terlalu besar. Ada yang bilang terlalu kecil. Ini pasti menimbulkan polemik. Nanti saja kalau masalah ini sudah selesai. Yang penting semua kru kapal selamat, bisa dibawa pulang. Manusia itu tidak bisa dinilai dengan uang. Prioritas utama kita adalah keselamatan awak, sesuai dengan direktif Presiden," kata Djoko di sela-sela rapat kerja mengenai Penyusunan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (18/4/2011).

Djoko mengakui, proses negosiasi antara pemilik kapal dan perompak memang sangat memakan waktu. "Ini kan tidak mudah. Tidak (seperti) mengirim barang ke Jawa Timur. Ke Somalia itu kita berhubungan dengan siapa, mekanismenya bagaimana, delivery-nya bagaimana," kata Djoko.

Menko Polhukam mengatakan, dirinya terakhir berkomunikasi dengan Kapten ABK pada Senin pagi ini. Semuanya, sambung Djoko, masih dalam keadaan baik. Soal adanya perasaan tertekan, hal tersebut memang tak terhindarkan mengingat mereka semua dalam keadaan disandera.

Adanya perkembangan terbaru bahwa perusahaan menyanggupi membayar tebusan terhadap para perompak kapal MV Sinar Kudus membuat keluarga ABK harap-harap cemas. Di Kediri, Jawa Timur, keluarga Masbukhin, muallim 1 kapal, terus memantau realisasi pembayaran. Mereka mengisi penantian tersebut dengan memantau melalui media serta tidak henti berdoa untuk kelancarannya.

Yunita, istri Masbukhin, mengatakan bahwa dirinya mendapat kabar kesanggupan perusahaan membayar tebusan dari suaminya melalui jaringan telepon. Percakapan yang terjadi pada Jumat (15/4/2011) malam tersebut membuatnya merasa harap-harap cemas.

"Syukurlah akhirnya perusahaan mau membayar tebusan," ujar Yunita yang ditemui di daerah Rembang, Ngadiluwih, Sabtu (16/4/2011).

Saat ini yang dilakukannya adalah berdoa semoga drama pembajakan kapal pengangkut bijih nikel yang terjadi sejak satu bulan lalu itu segera berakhir tanpa ada korban. "Semoga semuanya dapat secepatnya kembali ke rumah," ujarnya.

Sementara terkait kondisi kapal, menurut suaminya, saat ini sudah lebih baik dari sebelumnya. Para kru kapal sudah merasa lega. "Mereka saat ini lebih tenang," ujar Yunita, menirukan suaminya.

Adapun proses pembebasannya, suaminya mengatakan belum dapat memastikan sebab hal tersebut menjadi kewenangan para perompak. "Yang jelas saat ini kapal sudah mulai mendekat ke pantai Somalia," pungkas Yunita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

    Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

    Nasional
    Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

    Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

    Nasional
    Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

    Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

    Nasional
    Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

    Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

    Nasional
    Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat Kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

    Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat Kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

    Nasional
    Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

    Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

    Nasional
    Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

    Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

    Nasional
    Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

    Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

    Nasional
    KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

    KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

    Nasional
    195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

    195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

    Nasional
    Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

    Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

    Nasional
    Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

    Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

    Nasional
    Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

    Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

    Nasional
    Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

    Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

    Nasional
    Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

    Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com