NEPAL, SELASA
Ketua tim, Sofyan Arief Fesa (28), Selasa malam, melaporkan ke Bandung, kondisi ia dan ketiga rekannya segar bugar saat mencapai base camp, yang termasuk wilayah Solo Khumbu, Nepal. Suhu berkisar 0-9 derajat celsius. Ian, panggilan Sofyan, mengatakan, dari Lukla (2.850 meter di atas permukaan laut/mdpl), ia bersama Xaverius Frans (24), Broery Andrew (22), dan Janatan Ginting (22) mengangkut semua perbekalan bersama 15 orang yang terdiri atas sherpa, tim pendukung, dan pemandu dari Jepang, Hiroyuki Kuraoka.
”Tim akan beraklimatisasi dulu di base camp selama beberapa hari sebelum mendaki menuju puncak. Mungkin memakan waktu satu setengah bulan,” tutur manajer tim, Julius Mario, Rabu (13/4) di Jakarta.
Julius menambahkan, tim yang didukung PT Mudking Asia Pasifik Raya ini mencapai Khumjung (3.789 mdpl) setelah Lukla, lalu bermalam dua hari untuk beraklimatisasi. Mendaki bersama para sherpa yang terkenal sebagai suku religius, tim dan para pendaki lainnya harus mengikuti ritual bernama Puja. Intinya adalah doa bagi Ibu Dewi Bumi, Sagarmatha (nama lokal untuk Everest). Doa diakhiri pemberkatan kapak es pendaki sebagai simbolisasi.
Dalam perjalanan selanjutnya tim melewati deretan bunga sakura yang sedang bersemi dan singgah di desa-desa kecil, seperti Tengboche dan Debuche, di ketinggian 3.710 mdpl. Lantas mereka menuju Lobuche Basecamp (4.910 mdpl), Gorak Shep (5.410 mdpl), Kala Pathar (5.550 mdpl), dan tiba di base camp.
Bagi Ian, ini merupakan perjalanan kedua menuju Everest Base Camp karena sebelumnya ia pernah menapaki jalan yang sama tahun 2006. Sementara bagi anggota tim lainnya, ini merupakan pengalaman pertama mendaki Everest (8.848 mdpl).
Everest menjadi puncak keenam dalam pendakian tujuh puncak tertinggi di tujuh benua (The Seven Summits) oleh Mahitala Unpar. Sebelumnya tim ini menggapai puncak Carstenz Pyramid (4.884 mdpl), Kilimanjaro (5.189 mdpl), Elbrus (6.142 mdpl), Vinson Massif (4.879 mdpl), dan Aconcagua (6.962 mdpl). Gunung terakhir yang akan didaki Denali (6.194 mdpl).