Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Dukung dan Lindungi Para Aktivis

Kompas.com - 09/04/2011, 08:13 WIB

AMERIKA Serikat sedang melatih ribuan aktivis prodemokrasi di seluruh dunia yang sedang berkampanye soal demokrasi. Pelatihan itu dilakukan melalui sarana telepon seluler dan internet. Tujuannya agar aktivis bisa menghindari incaran pasukan keamanan di negara-negara dengan pemerintahan otoriter. Upaya itu disebut sebagai ”permainan kucing dan tikus”.

Pemerintah AS mensponsori upaya untuk membantu para aktivis di dunia Arab dan negara-negara lain mendapatkan teknologi komunikasi. Bagaimana mereka mengelakkan ”firewall”, penghambatan arus informasi di jaringan internet, bagaimana mengamankan teks dan pesan suara di telepon, dan juga cara mencegah serangan terhadap situs internet.

”Ini mirip dengan permainan antara kucing dan tikus. Sejumlah pemerintahan terus mengembangkan teknik-teknik baru untuk meredam kritik,” ujar Michael Posner, Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Hak Asasi Manusia dan Tenaga Kerja. ”Jadi, kami selalu mencoba menyediakan teknologi, pelatihan, dan dukungan diplomatik untuk memungkinkan orang dengan bebas mengekspresikan pandangan mereka,” katanya.

Di depan sekelompok kecil wartawan, Posner mengatakan, tema kebebasan berekspresi lewat internet akan mewarnai isi seluruh laporan tahunan Departemen Luar Negeri tentang kisah hak asasi manusia di 194 negara. Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mengampanyekan tentang sulitnya berekspresi mengeluarkan pendapat di internet, yang dia sebut sebagai alun-alun kota di dunia atau warung kopi pada abad ke-21.

Sukses di Iran

Ia mengatakan, protes di Mesir dan Iran dipicu gerakan di jaringan sosial Facebook, Twitter, dan Youtube. Hal itu mencerminkan ”kekuatan koneksi teknologi sebagai pemercepat perubahan politik, sosial, dan ekonomi”.

Menurut Posner, AS telah menganggarkan 50 juta dollar AS dalam dua tahun terakhir untuk mengembangkan teknologi komunikasi baru agar aktivis dapat melindungi diri dari penangkapan dan penuntutan oleh pemerintahan yang otoriter.

Pemerintah telah menyelenggarakan sesi pelatihan bagi 5.000 aktivis di berbagai belahan dunia. Sebuah sesi yang diadakan di Timur Tengah dilakukan sekitar enam minggu lalu. Aktivis dari Tunisia, Mesir, Suriah, dan Lebanon berkumpul dan kembali ke negara mereka dengan tujuan melatih rekan-rekan mereka di sana.

Seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS mengatakan, salah satu teknologi baru yang dikembangkan adalah ”tombol panik”. Ini memungkinkan aktivis menghapus daftar kontak dari telepon seluler mereka jika tertangkap. ”Jika bisa menghapus (data) hingga bersih..., Anda selamat,” kata Posner.

Teknologi baru belum tersedia untuk kampanye prodemokrasi, tetapi akan berguna di negara seperti Suriah. Pemerintah Suriah hanya menangkap aktivis yang memakai telepon seluler.

Deplu AS menyatakan, pihaknya membiayai upaya perusahaan swasta, terutama asal AS, untuk mengembangkan belasan teknologi berbeda demi menghindari ”firewall” pemerintah. ”Salah satu dari teknologi itu sangat sukses di Iran. Teknologi ini akan digunakan secara ekstensif. Sekarang teknologi ini menyebar di Timur Tengah,” kata seorang pejabat Deplu AS, yang juga mendanai upaya mencegah pemerintah melancarkan serangan terhadap situs internet. (AFP/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com