Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaum Reformis Suriah Ditindas, 19 Tewas

Kompas.com - 09/04/2011, 02:44 WIB

AMMAN, KOMPAS.com — Korban jiwa terus berjatuhan di Suriah. Para demonstran di kota Deraa yang menentang Presiden Bashar al-Assad, Jumat (8/4/2011), dibantai hingga sedikitnya 19 orang tewas.

Kota di wilayah selatan itu menjadi pusat perlawanan menentang kekuasaan 11 tahun pemimpin Suriah tesebut. Mereka umumnya warga etnik Kurdi yang menuntut reformasi meski Presiden pekan ini berniat melonggarkan aturan-aturan yang membuat banyak warga Kurdi tidak memperoleh kewarganegaraan.

Protes melanda negara berpenduduk 20 juta orang itu mulai dari kota pelabuhan Laut Tengah Latakia hingga Albu Kamal di perbatasan dengan Irak dalam aksi pekan keempat.

"Kebebasan, kebebasan, kami ingin kebebasan," teriak ribuan pemrotes di banyak kota Suriah. Beberapa orang meneriakkan, "Kami mengorbankan darah dan jiwa kami bagimu, Deraa."

Penduduk mengatakan, pasukan keamanan menggunakan meriam air dan bom asap untuk membubarkan protes sekitar 2.000 orang di Hama, kota di mana ribuan orang tewas pada 1982.

Mereka menembaki ribuan pemrotes di Deraa, tempat demonstrasi meletus pertama kali pada Maret. Pemrotes membakar sebuah bangunan milik Partai Baath yang berkuasa dan menghancurkan patung saudara Presiden, Basil.

Seorang sukarelawan di rumah sakit Deraa dan seorang aktivis mengatakan, 17 orang tewas. Dengan jumlah itu, korban tewas dalam protes tiga pekan telah mencapai lebih dari 90.

Televisi pemerintah mengatakan, kelompok-kelompok bersenjata membunuh 19 polisi dan melukai 75 orang di Deraa. Pihak berwenang menyalahkan kelompok-kelompok bersenjata atas kerusuhan itu.

Televisi pemerintah, Jumat, menayangkan gambar orang-orang bersenjata berpakaian sipil yang disebutnya menembaki pasukan keamanan dan warga sipil. Menurut televisi itu, seorang polisi dan seorang sopir ambulans tewas.

Suriah melarang media lain melakukan peliputan di Deraa sehingga konfirmasi independen mengenai laporan-laporan itu tidak bisa diperoleh.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com