Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Operasi Rahasia di Libya Timur

Kompas.com - 07/04/2011, 07:31 WIB

RESOLUSI Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa Nomor 1973, 17 Maret lalu, mengesahkan aksi penegakan zona larangan terbang di atas Libya. Resolusi sama sekali tidak mengizinkan tentara asing, koalisi Barat, dan kemudian Pakta Pertahanan Atlantik Utara melakukan serangan darat.

Presiden Amerika Serikat Barack Obama saat itu tampaknya menerima adanya pembatasan tersebut. Setidaknya terbukti dengan pernyataannya yang terkenal, yakni ”tak ada sepatu lars di darat” Libya. Pernyataan tersebut diulang berkali-kali oleh setiap juru bicara AS sejak itu.

Sejak munculnya pernyataan Obama itu, bagaimanapun pada kenyataannya operasi agen CIA telah berlangsung selama beberapa pekan di Libya. Mereka konon dikirim untuk menemukan sasaran serangan rudal dan roket AS dan sekutunya. Selain itu, mereka juga diminta mendapatkan beberapa gambaran, oposisi mana yang akan didukung Obama dan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy.

Lelucon yang muncul kemudian adalah bahwa agen-agen CIA itu memang tidak memakai ”sepatu lars, tetapi ”sepatu kets”. Melalui siaran bahasa Inggris stasiun televisi Al Jazeera, tersiar luas ke seluruh dunia bahwa ada sebuah tempat latihan rahasia di Libya timur. Di tempat itu, AS dan pasukan khusus Mesir memberikan latihan dasar penggunaan senjata kepada anggota pasukan terpilih dari kalangan oposisi.

Para anggota pasukan terpilih itu kini dilengkapi dengan senjata yang lebih canggih. Dari tayangan itu terlihat bahwa para pelatih atau peninjau asal AS itu menggunakan sepatu lars.

Laporan itu sudah lama dinantikan. Sebab, ketika sejarah rahasia perjuangan ditulis saat ini—sudah ada beberapa buku yang menulisnya—kita hampir pasti mengetahui bahwa meskipun ada protes publik, Obama lebih dahulu menyarankan petualangan di Libya, yakni bahwa ”penasihat” asal AS kemungkinan besar juga diperlukan.

Penyingkapan rahasia mungkin juga membuat jelas peran Obama. Presiden Obama juga menyarankan bahwa para penasihat AS tidak bisa hanya terbatas untuk mengajar para ”pemberontak” bagaimana cara mereka menembakkan senjata, tetapi juga harus melatih dan memberi mereka keterampilan dasar militer. Kegiatan itu mungkin juga tidak hanya berhenti di situ.

Para penasihat itu mungkin juga—di balik layar—sudah mengisi peran kunci dalam komando. Misalnya, mereka memberikan saran kepada oposisi kapan dan bagaimana untuk menyerang, baik langsung maupun dalam hubungan dengan pasukan khusus dari negara-negara lain, juga dengan pasukan ”sepatu lars” di darat.

Mereka juga mungkin menyarankan agar setiap anggota pasukan oposisi melakukan yang terbaik untuk mempertahankan cerita bahwa para ”penasihat” itu tak ada. Mereka mungkin juga membentuk opini bahwa anggota pasukan oposisilah yang menggalang perjuangannya.

Tidak sendirian

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com