Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Kuras Rp 34 Miliar Sehari di Libya

Kompas.com - 06/04/2011, 01:45 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com — Perang di Libya menguras dana 4 juta dollar AS atau Rp 34,7 miliar sehari bagi Angkatan Udara Amerika Serikat. Namun, jumlah itu akan menurun seiring penarikan mundur jet-jet tempur AS dari operasi tersebut.

"Hingga Selasa pagi, mungkin kami telah menghabiskan 75 juta dollar (Rp 652,1 miliar) untuk membiayai operasi militer sejauh ini," kata Sekretaris Angkatan Udara AS, Michael Dony, Selasa (5/4/2011). "Dan perkiraan terbaik kami adalah di angka 4 juta dollar AS per hari," katanya.

Berbicara kepada wartawan di Washington, Donley mengatakan, nilai itu mungkin saja berubah karena partisipasi AS di operasi serangan militer kini sudah tidak ada. Namun, Donley tidak dapat mengatakan jumlah pasti pengurangan biaya yang dihasilkan dari penarikan mundur pesawat tempur AS itu.

Sekitar 50 pesawat, termasuk sejumlah jet tempur dan pesawat serangan darat, dikerahkan untuk serangan udara terhadap Libya selama beberapa hari. Sementara Angkatan Udara menyumbangkan 39 pesawat pendukung untuk pengisian bahan bakar, pengintaian, dan sejumlah tugas lainnya, menurut Donley.

Ia mengatakan, pesawat tipe penyerang akan kembali ke markas mereka di Eropa dan tetap siaga bilamana Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) meminta bantuan dari Washington dalam operasi militer mereka, yang dilakukan sejak 19 Maret lalu.

Serangan udara kilat AS berakhir pada Senin pukul 22.00 GMT, saat NATO mengambil alih misi serangan udara itu, di bawah mandat Perserikatan Bangsa-Bangsa guna menegakkan wilayah larangan terbang dan melindungi warga sipil dari ancaman pasukan rezim Libya.

Jumlah biaya keseluruhan dari operasi militer Amerika Serikat diperkirakan berada di angka 500 juta dollar AS pada 28 Maret.

Untuk upaya bantuan di Jepang setelah gempa dan tsunami yang melanda negeri itu, Angkatan Udara menghabiskan sekitar 40 juta dollar AS untuk proses evakuasi 5.000-6.000 warga AS dan sekitar 8-9 juta dollar AS untuk dukungan kemanusiaan, termasuk memberikan pasokan makanan, kata Donley.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com