Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

140 Imigran Terdampar di Ndao

Kompas.com - 05/04/2011, 04:16 WIB

Kupang, Kompas - Sebanyak 140 warga asing yang diduga sebagai imigran gelap, Minggu (3/4), terdampar di perairan dangkal Pulau Ndao, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, setelah perahu motor yang mereka tumpangi mengalami kebocoran akibat gelombang ganas. Mereka berasal dari Afganistan, Pakistan, Iran, Irak, Palestina, dan Kuwait, yang diduga sedang dalam perjalanan secara ilegal menuju Australia.

Satuan tim gabungan dari Kepolisian Daerah NTT dan Keimigrasian setempat, Senin (4/4) pagi, ke Ndao untuk mengevakuasi warga asing itu. ”Kami akan langsung mengevakuasi mereka dari Rote Ndao ke Kupang,” kata Kepala Unit Khusus Pengawasan Orang Asing Polda NTT, Ajun Komisaris Besar Lilik Apriyanto, yang memimpin tim evakuasi itu pada Senin siang.

Dari Pulau Ndao diperoleh keterangan, para imigran yang terdampar pada Minggu itu langsung mendapat pertolongan dari nelayan setempat. Setelah mengetahui laporan dari masyarakat, satuan tim Polres Rote Ndao langsung ke Pulau Ndao menjemput para imigran. Mereka diangkut dengan lima perahu nelayan menuju Pantai Nembrala (Pulau Rote) sebelum melanjutkan perjalanan darat ke Polres Rote Ndao di Baa.

Menurut Lilik, para imigran gelap itu, Senin sore, dievakuasi ke Kupang melalui dua gelombang. Sebanyak 77 orang menumpang kapal feri Umakalada dan 63 lainnya dengan kapal milik polisi air. ”Mereka semuanya akan langsung diserahkan ke Rudenim Kupang,” jelasnya.

Sementara Pelaksana Tugas Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Kupang, Menggung Wijaya, belum ada konfirmasi perihal penitipan sementara para imigran tersebut. Namun diakui pihaknya sudah membangun tenda sementara dalam kompleks kantor guna mengantisipasi keterbatasan daya tampung Rudenim Kupang.

Kantor Rudenim Kupang didukung 12 blok memiliki daya tampung antara 110–120 orang. Jika ”calon penghuni baru” dari Rote itu langsung masuk ke Rudenim Kupang, dipastikan sebagian besar di antaranya terpaksa bertahan di tenda karena Rudenim masih memiliki ”penghuni lama” sebanyak 98 orang.

”Jika harus menempati tenda di luar gedung Rudenim, maka dibutuhkan setidaknya 10 anggota polisi setiap hari untuk pengamanan selain petugas Rudenim sendiri,” kata Menggung.

Menurut catatan Lilik, sebelum ini pihaknya tiga kali mencegah penyeberangan imigran secara ilegal ke Australia melalui NTT. Totalnya telah mencapai 341 orang. (ANS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com