Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerugian Jepang Luar Biasa

Kompas.com - 05/04/2011, 03:43 WIB

Tokyo, Senin - Pemerintah Jepang memperkirakan, kerugian langsung yang diderita negara itu akibat gempa bumi dan tsunami pada 11 Maret lalu mencapai 300 miliar dollar AS. Namun, kerugian sesungguhnya dipastikan jauh lebih besar dari yang diperkirakan.

Pembengkakan biaya terutama terkait dengan operator Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi, yaitu Tokyo Electric Power Company (Tepco). Sedikitnya dibutuhkan dana 200 miliar dollar AS untuk menasionalisasi perusahaan ini dan membayar klaim kompensasi dari masyarakat yang dirugikan.

Pukulan berikutnya adalah pengurangan besar-besar pada produk domestik bruto (GDP) Jepang. Gempa bumi dan tsunami mengurangi lebih dari 20 persen kapasitas pembangkitan listrik. Kekurangan daya ini dipastikan memengaruhi produksi sektor industri dan memicu resesi di negara dengan kekuatan ekonomi terbesar ketiga di dunia itu.

Dengan skenario ekonomi Jepang akan melemah pada dua kuarter pertama tahun ini, Reuters memperkirakan terjadi kerugian aktivitas ekonomi senilai 160 miliar dollar AS. Pada musim panas ini saja, Jepang diperkirakan kekurangan daya listrik sebesar 10 juta kilowatt.

”Perbedaan besar dari bencana gempa bumi sebelumnya adalah besarnya kehilangan daya listrik dan terputusnya rantai pengadaan barang karena kerusakan pembangkit listrik. Kami memperkirakan, kekurangan daya listrik akan dirasakan sepanjang tahun,” ujar Naohiko Baba, chief economist Goldman Sachs di Tokyo, Senin (4/4).

Pemerintah Jepang memperkirakan, kerugian material karena bencana ini minimum 190 juta dollar AS, dan maksimum 300 juta dollar AS. Berapa pun nilai yang sebenarnya, gempa bumi dan tsunami ini tercatat sebagai bencana dengan kerugian terbesar di dunia, melampaui bencana topan Katrina di New Orleans, AS (2005), dan gempa bumi di Kobe, Jepang (1995).

Bahkan, sebelum Pemerintah Jepang mengeluarkan perkiraan kerugian pada 30 Maret, analis sektor swasta telah memperkirakan kerugian antara 200 juta hingga 250 juta dollar AS.

Tanpa listrik

Hampir 170.000 rumah di Jepang utara hidup dalam kegelapan tanpa listrik dan 200.000 keluarga tidak dilayani air mengalir. Sekitar 46.000 bangunan hanyut atau terbakar dan 155.000 bangunan lainnya rusak. Di sektor infrastruktur, lebih dari 2.000 ruas jalan, 56 jembatan, dan 26 ruas rel kereta api juga hancur.

Dalam jangka panjang, pertumbuhan ekonomi akan meningkat saat rekonstruksi mulai berjalan. Namun, para analis memperkirakan ekonomi akan terpukul dan sulit bangkit sampai Tepco dan Tohoku Electric Power Co Inc, yang menyuplai listrik untuk wilayah Jepang utara, bisa memulihkan operasi dan memenuhi permintaan listrik.

Nomura memperkirakan, perusahaan papan atas Jepang yang tergabung dalam Indeks 400 Perusahaan Nomura—antara lain Toyota Motor Corp dan Sony Corp—akan mencatat kerugian hingga 17 miliar dollar AS karena kekurangan tenaga listrik dalam tahun finansial yang dimulai Jumat lalu.

”Kami melihat tumbuh risiko jangka panjang pada perusahaan yang dilayani oleh Tokyo Electric Power dan Tohoku Electric Power,” kata Nomura. Wilayah yang dilayani dua perusahaan ini mencapai separuh dari seluruh aktivitas ekonomi Jepang.

Analis juga memperkirakan, pertumbuhan ekonomi turun 1,4 persen pada kuarter pertama, atau bertambah 0,6 persen dari kuarter keempat tahun lalu. GDP turun 0,3 persen pada kuarter keempat.

Dalam skenario terburuk berupa penciutan ekonomi sebesar 1,4 persen dua kuarter berturut-turut, kerugian aktivitas ekonomi mencapai 158,6 miliar dollar AS. Jika pertumbuhan 0,6 persen diikuti kontraksi sebesar 1,4 persen, kerugiannya lebih kecil, sekitar 46 miliar dollar AS.

Kerugian lain adalah proses pemadaman PLTN Fukushima Daiichi, yang menurut PM Naoto Kan bisa menghabiskan 19 miliar dollar AS. Bank of America-Merrill Lynch menambahkan, dana untuk membayar klaim kompensasi yang diajukan warga mencapai 133 miliar dollar AS.

(reuters/afp/ap/was)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com