Seusai bertemu Papandreou, Obeidi menegaskan, Libya menghendaki solusi politik untuk mengakhiri perang di Libya. Kementerian Luar Negeri Yunani juga menyatakan, Libya menginginkan solusi dan membutuhkan upaya serius untuk mewujudkan stabilitas serta perdamaian di kawasan.
Namun, Obeidi dan pejabat Yunani tidak menjelaskan secara terperinci format solusi damai yang diinginkan rezim Moammar Khadafy itu.
Rezim Khadafy mengusulkan upaya perdamaian itu setelah pekan lalu menolak persyaratan gencatan senjata yang diusulkan oposisi.
Dalam upaya damai yang digalang utusan khusus PBB untuk Libya, Abdul Ilah Khatib, pekan lalu, kubu oposisi menyetujui gencatan senjata jika pasukan loyalis ditarik keluar dari kota-kota di Libya barat. Khadafy juga harus memberikan ruang kebebasan berpendapat dan berbicara kepada rakyat, baik lewat unjuk rasa maupun media massa.
Mustafa Abdel Jalil, Ketua Dewan Nasional Transisi (TNC), juga meminta Khadafy menyingkirkan semua tentara bayaran dari jalan-jalan di Libya.
Juru bicara Pemerintah Libya, Moussa Ibrahim, menilai syarat yang diminta kubu oposisi itu dirasa berlebihan.
Upaya damai Obeidi itu juga disampaikan saat pasukan loyalis Khadafy dan pasukan oposisi sementara ini sama-sama tidak mampu meraih kemenangan menentukan di berbagai front pertempuran di beberapa kota di Libya.
Loyalis Khadafy dan pasukan oposisi sama-sama gagal menguasai penuh kota minyak Brega dalam pertempuran sengit selama tiga hari terakhir.
Kedua pihak yang berperang itu juga gagal menguasai penuh kota Misrata di Libya barat (200 kilometer arah timur kota Tripoli). Salah seorang juru bicara kaum revolusioner di kota Misrata, Abdel Baset Boumezrak, kepada televisi Aljazeera mengungkapkan, loyalis Khadafy hanya menguasai pintu timur dan barat kota Misrata serta bagian timur jalan Tripoli, yang merupakan jalan utama di kota itu.