Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khadafy Kirim Utusan untuk Atasi Konflik

Kompas.com - 04/04/2011, 10:01 WIB

ATHENA, KOMPAS.com - Kolonel Moammar Khadafy mengutus seorang penasihat terpercayanya ke Yunani guna melakukan pembicaraan yang bisa mengisyaratkan kesiapan pemimpin Libya itu untuk mundur.

Dailymail, Senin (4/4/2011) melaporkan, utusan itu, Abdulati al-Obeidi, yang bertindak sebagai penjabat menteri luar negeri Libya setelah pembelotan Menteri Luar Negeri Moussa Koussa ke London pekan lalu, bertemu dengan Perdana Menteri Yunani George Papandreou, di Athena, Minggu malam. Dia merupakan utusan senior pertama yang dikirim Khadafy sejak koalisi internasional mulai menegakkan zona larangan terbang di Libya.

Para pejabat Yunani mengatakan, Obeidi, yang sebelumnya dikabarkan dekat dengan Koussa yang membelot, membawa pesan dari Kolonel Khadafy. Perjalanan Obeidi itu menaikkan prospek bahwa pemimpin Khadafy bersedia untuk melakukan gencatan senjata dan mengakui tuntutan internasional bagi pengunduran dirinya.

Kantor Papandreou mengatakan, Perdana Menteri Yunani itu telah bertemu dengan Obeidi "atas permintaan Perdana Menteri Libya", Al-Baghdadi Ali Al-Mahmudi.

Sejumlah laporan menduga, sebagaimana dilansir The Telegraph, Obeidi telah melakukan perjalanan ke Tunisia dengan Koussa minggu lalu, tapi ia tidak melarikan diri ke Inggris bersama bosnya. Obeidi, yang merupakan penasehat berpengaruh dalam kelompok Kolonel Khadafy yang terus menyusutnya, tampaknya percaya bahwa satu paket reformasi dan transisi ke sebuah tipe baru kepemimpinan, bahkan seorang pemimpin baru, bisa berhasil.

Sejumlah pejabat Libya secara pribadi mengakui bahwa akan memungkinkan untuk menyingkirkan Kolonel Khadafy. Sebentuk pengasingan internal di tengah padang gurun dilihat sebagai satu pilihan yang mungkin terjadi.

Obeidi minggu lalu mengatakan, ia bekerja untuk sebuah "solusi bersama" antara rezim yang berkuasa dan posisi internasional. "Kami mencoba untuk berbicara dengan Inggris, Perancis dan Amerika untuk menghentikan pembunuhan terhadap rakyat," katanya. "Kami harus berkonsentrasi pada demokrasi dan konstitusi, yang kami sudah lakukan."

Sementara itu, para pejabat Inggris menekankan bahwa itu masih sangat awal, dan bahwa pemimpin Libya telah menyatakan dua gencatan senjata hanya untuk melanggarnya. Sebuah sumber menambahkan, "Kami akan menilai mereka berdasarkan tindakannya, bukan kata-kata mereka. Kami tidak terlalu bersemangat tentang seseorang yang terbang ke Yunani."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com