KOMPAS.com - Dr John Brandenburg, ilmuwan senior di Orbital Technologies Corporation mengutarakan pendapat bahwa reaksi nuklir secara alami juga terdapat di Mars. Reaksi nuklir itulah yang menyebabkan planet Mars berwarna merah.
Seperti dikutip Foxnews (1/4/2011), Brandenburg mengatakan, "Permukaan Mars punya lapisan tipis senyawa radioaktif, meliputi uranium, thorium dan potassium radioaktif. Radiasi muncul dari zona tertentu di Mars."
"Ledakan nuklir bisa menyebarkan debu ke seluruh planet. Citra sinar gamma menunjukkan adanya bintik merah besar seperti debu radioaktif. Di bagian Mars lain juga terdapat bintik merah," lajut Brandenburg.
Brandenburg berpendapat, ledakan yang setara dengan 1 juta kali 1 megaton bom hidrogen pernah terjadi di wilayah Mars bernama Mare Acidalium, sebuah wilayah yang punya konsentrasi radioaktif tinggi.
Ledakan itu mengisi atmosfer Mars dengan radioisotop. Selain itu, Brandenburg mengatakan bahwa ledakan nuklir alami juga telah melalap semua yang ada di permukaan Mars sehingga permukan planet itu kini dipenuhi pasir kering.
Menanggapi pendapat Brandenburg, manajer program penelitian Mars di Jet Propulsion Laboratory NASA Dr David Beaty mengatakan bahwa pendapat itu mengagumkan, namun masih harus dibuktikan kebenarannya.
Mengekspresikan keraguan, ia mengatakan bahwa geologi Mars telah bertahan selama ribuan tahun. Apa yang ada di Mars sekarang juga telah ada dalam jangka waktu lama, hanya terdapat perubahan kecil.
Sementara, Dr Lars Borg dari Lawrence Livermore National Lab mengatakan, pendapat Brandenburg tak mengejutkan. Apa yang disebut Brandenburg sebagai reaksi nuklir sebenarnya adalah proses geologis biasa.
"Kami meneliti meteorit Mars selama 15 tahun dan melihat pengukuran isotop secara detail. Tak cuma satu dari 100 orang yang berpendapat ini berkaitan dengan adanya ledakan nuklir di sana," katanya.
Brandenburg yang pernah bekerja di Livermore mempertahankan pendapatnya. Ia mengatakan bahwa sebenarnya terdapat beberapa ahli yang tak bisa disebutkan namanya sebenarnya menyetujui pendapatnya.
Lebih mengejutkan, Brandenburg berpendapat bahwa reaksi nuklir alami juga terdapat di Bumi. Salah satu wilayah Afrika bernama The Oklo, Gabon memiliki sedimen berlapis uranium yang berasal dari ledakan nuklir 2 milyar tahun lalu.
Brandenburg berpendapat, data radiasi sinar gamma menunjukkan peningkatan radiasi Xenon-129 di Mars beberapa tahun terakhir. Gejala sama juga terjadi di Bumi setelah bencana nuklir di Chernobyl tahun 1986 dan krisis Nuklir di Jepang.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.