Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Moammar Khadafy dan Para Gadisnya

Kompas.com - 03/04/2011, 11:20 WIB

Pascal S Bin Saju

KOMPAS.com — Sejak pecah aksi protes massa pada 15 Februari 2011 di Libya, Moammar Khadafy menjadi pergunjingan publik internasional setiap hari hingga kini. Nama Khadafy menjadi ”kata kunci” aksi unjuk rasa, konflik politik, kekerasan, perang saudara, dan intervensi militer koalisi Barat yang terjadi di Libya.

Tulisan ini tidak memotret persoalan-persoalan serius itu, tetapi tentang sisi lain Khadafy: keseharian atau kebiasaan dalam bertutur dan bertindak. Gaya bicaranya tegas dan tidak mau tahu. Penampilan flamboyan eksentrik adalah bagian unik karakter pria bernama lengkap Moammar Abu Minyar al-Khadafy ini.

Khadafy adalah orang yang berani, nekat, dan konsisten. Pria yang lahir pada Minggu, 7 Juni 1942, ini masih berusia 27 tahun ketika memimpin kudeta berdarah terhadap Raja Idris, 1 September 1969. Hari itu menjadi awal kekuasaannya dengan sebutan pemimpin revolusi.

Selama bertahun-tahun sejak berkuasa, Khadafy dilukiskan sebagai ikon revolusi Libya. Dia juga dijuluki sebagai penjaga negara kaya minyak. Sejak berkuasa, Khadafy tetap konsisten berpangkat kolonel. Dia tidak pernah menyebut dirinya kepala negara atau presiden, kecuali pemimpin revolusi.

Gaya bicara dan pernyataan pedas, kasar, dan menantang biasanya Khadafy tujukan kepada lawan-lawan politik. Ketika aksi protes massa menuntutnya lengser, ia mengecap mereka ”tikus” dan ”kecoa”.

Terhadap kelompok oposisi itu, Khadafy tampak kejam. Ia memerintahkan para loyalisnya membasmi mereka hingga ke sarangnya, membersihkan ”dari rumah ke rumah” dan ”sedikit demi sedikit”.

Pria berzodiak gemini dan bershio kuda ini akan terus ”berlari kencang” jika sudah memutuskan untuk ”berlaga”. Khadafy menantang para pemimpin peserta konferensi internasional di London, 29 Maret, yang mendesaknya turun dan keluar dari Libya. Dia bahkan siap mengusir NATO.

Menurut Khadafy, bukan dia yang harus turun, tetapi para pemimpin asing itu yang harus mundur. Dia menuding penyerangan militer ke Libya diotaki pemimpin asing yang ”dipengaruhi kegilaan akan kekuasaan”.

Khadafy sudah berkuasa selama 41 tahun lebih 6 bulan. Oposisi Libya yang kini berbasis di Benghazi, kota terbesar kedua setelah Tripoli, menyebutnya diktator dan tiran yang tidak tahu diri. Mereka ingin Khadafy segera turun atau diturunkan secara paksa.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com