Masalah-masalah dengan jaringan telepon seluler, yang sebagian diputus oleh pemerintah Libya, membuat kontak sulit dilakukan kendatipun memperkirakan bahwa mereka tidak dapat menghubungi keluarga-keluarga, katanya.
Tetapi beberapa keluarga menerima pesan telepon dari tentara Khadafy tentang para pemuda yang hilang dengan mengatakan mereka ditahan di penjara. Para penelpon sering menggunakan bahasa yang kasar dan menghina dan meminta alamat mereka, katanya.
Peter Bouckaert, direktur urusan darurat Human Rights Watch yang kini berada di Libya timur, mengatakan sejumlah dari mereka yang hilang itu terakhir terlihat berada di tangan pasukan pemerintah.
Human Rights Watch (HRW) telah melakukan kerja sama dengan Bulan Sabit Merah-- mitra dunia Muslim bagi Komite Palang Merah Internasional -- untuk menyelidiki orang-orang yang hilang itu. HRW mencatat satu kasus tatkala paling tidak 14 orang termasuk seorang dokter terkenal dan seornag sopir ambulans hilang sejak 19 Maret. Seorang juru rawat dalam kelompok itu tewas. Para saksi mata terakhir melihat mereka dalam tahanan pemerintah.
Dokter Ali al Barg, 45 tahun kepala unit darurat di rumah sakit Hawari Benghazi, meninggalkan kota itu dengan satu ambulans pada 18 Maret untuk mencari para korban di sepanjang jalan Benghazi-Ajdabiyah, kata HRW.
Para angota staf di klinik Gimnis, 30km selatan Benghazi mengemukakan kepada para pemeriksa mereka melihat al Barg dan sopir Semi al Hurawi di satu truk militer dan satu ambulans di luar Giminos bersama dengan 12 tahanan lainnya.
Budabous mengatakan hanya 15 kasus yang berhasil diselesaikan dengan kembalinya orang-orang yang hilang itu.