Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuaca Hambat Serangan Sekutu di Libya

Kompas.com - 01/04/2011, 13:38 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com - Perwira tinggi militer AS, Kamis (31/3) waktu setempat, mengatakan cuaca buruk di Libya telah menghambat serangan udara koalisi pekan ini, sehingga pasukan Moammar Khadafy dapat bergerak maju.

"Masalah terbesar dalam tiga atau empat hari belakangan ialah cuaca," kata Kepala Staf Gabungan AS, Laksamana Muke Mullen kepada anggota Senat. Kami belum bisa menembus cuaca atau melewati cuaca untuk bisa melakukan jenis pengidentifikasian sasaran," kata Mullen.

"Dan itu telah berdampak mengurangi banyak peluang ... mengurangi keefektifan, dan telah memungkinkan pasukan rezim di Tripoli untuk bergerak lagi ke wilayah timur," katanya.

Pasukan Khadafy telah memperkuat posisi mereka di sebelah selatan Ajdabiya dan diperkirakan akan melancarkan serangan lagi ke arah Benghazi, kata Mulllen. Kamis (31/3), pemberontak Libya gagal menguasai kota kecil penghasil minyak, Brega, dari pasukan Moammar Khadafyi, sebab Barat tak bisa memasok senjata buat pasukan mereka, yang kalah persenjataan dan tak teratur.

Menteri Pertahanan AS Gobert Gates mengatakan, pemberontak lebih memerlukan pelatihan ketimbang senjata tapi menyarankan "negara lain mesti melakukan tugas tersebut". Sementara itu mitranya dari Perancis, Gerard Longuet, menyatakan memberikan senjata bukan bagian dari mandat PBB. Bantuan semacam itu tak ada dalam rencana sebab itu tak sejalan dengan Resolusi 1973," kata Longuet kepada wartawan.

Gates mengatakan, misi militer tak menyerukan pendepakan Khadafy dan menyatakan akhirnya tekanan politik dan ekonomi serta rakyat Libya-lah -"bukan serangan udara sekutu"- yang akan menggulingkan pemimpin Libya tersebut. Jet AS, Inggris, Perancis, Kanada, Denmark dan Belgi telah menyerang pasukan darat Khadafy sejak 19 Maret, berdasarkan Resolusi 1973 Dewan Keamanan PBB, "yang mensahkan semua cara yang diperlukan untuk melindungi warga sipil"

Di lapangan, bentrokan juga berlanjut di sekitar terminal minyak, tapi tidak jelas siapa yang menguasai kota kecil Brega, yang telah direbut kembali oleh pemberontak pada akhir pekan lalu, tapi tak bisa mereka pertahankan Rabu (30/3).

Terjadi pertempuran dari rumah ke rumah di jalan yang rusak di Misrata tengah, kota terbesar ketiga di Libya, yang telah bertahan dari pengepungan pasukan Khadafy. "Khadafy membunuhi kami," seorang petempur oposisi berteriak, sementara suara tembakan bergema tak jauh dari sana. Suara ledakan bom dan roket bergema sehingga menggetarkan pertokoan, rumah dan masjid di pusat kota itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com