Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Skema Mikro Ponsel-Sapi

Kompas.com - 01/04/2011, 11:25 WIB

 

KOMPAS.com - Memberi kredit mikro kepada orang miskin di Banglades oleh Muhammad Yunus dan Bank Grameen, yang memperoleh bersama Hadiah Nobel Perdamaian 2006, awalnya dimaksudkan untuk memberi kepastian hidup memadai dengan memelihara sapi. Gagasannya, bagaimana mempromosikan bekerja sendiri dan kewirausahaan.

Ketika telepon seluler menjadi tren dunia dan diperkenalkan sebagai telepon bergerak, gagasan pemekaran keuangan mikro di Banglades memasuki babakan baru yang menjadi kisah sukses pendanaan mikro berhasil mengangkat harkat hidup orang miskin di pedesaan.

Gagasan yang diajukan sederhana saja, melalui pertanyaan sederhana. Kenapa perempuan miskin yang memiliki rekor kredit di Bank Grameen meminjam uang untuk membeli ponsel dan menyewakan ponselnya kepada orang desa? Para perempuan ini bisa berbisnis.

Orang miskin di desa-desa Banglades digambarkan berbagi ponsel mereka seperti yang dilakukan orang India di sejumlah desa untuk berbagi telepon rumahnya. Melalui gagasan ini dan skema kredit mikro, terbentuk GrameenPhone yang menyediakan akses bagi 100 juta orang melalui 250.000 desa.

Ponsel GrameenPhone yang dikredit dioperasikan para perempuan desa dengan menyewakan waktu bicara kepada orang desa sekitarnya. Perempuan ponsel, demikian mereka disebut, mampu mengembalikan pinjaman ke bank dan memperoleh penghasilan sekitar 750 dollar AS setahun atau setara dengan dua kali penghasilan rata-rata orang Banglades umumnya.

Ponsel menjadi alat produktif yang setara dengan meminjam dana dan mengangkat orang dari garis kemiskinan. Daripada berjalan ke desa lain mencari dokter, dokternya bisa ditelepon dulu. Daripada menjual dengan harga berapa pun, ponsel memungkinkan petani mencari informasi harga.

Pengalaman keuangan mikro di Banglades menunjukkan, ponsel bisa jadi sangat produktif menghasilkan pendapatan apa pun, ketimbang sapi yang hanya menghasilkan susu. Pengentasan orang miskin di Banglades berhasil memasuki aras baru menggunakan kemajuan teknologi. (rlp)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com