Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korsel Bicarakan Nuklir Korut di China

Kompas.com - 28/03/2011, 16:29 WIB
SEOUL, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Korea Selatan Kim Sung-Hwan bertolak ke China pada Senin (28/3/2011) untuk mengadakan pembicaraan meliputi program pengayaan uranium Korea Utara, menurut Kementerian Luar Negeri.     Kim, yang akan melakukan kunjungan pertamanya ke Beijing sejak menjabat pada Oktober lalu, akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Yang Jiechi, Perdana Menteri Wen Jiabao, dan Ketua Departemen Internasional Partai Komunis China Wang Jiarui, kata seorang juru bicara Kemlu. Mereka akan membincangkan sejumlah proyek kerja sama ekonomi dan perdagangan serta program nuklir Korea Utara dalam kunjungan Kim selama tiga hari di China.     Korut memantik kekhawatiran keamanan regional pada November lalu dengan mengungkap operasional sebuah pabrik pengayaan uranium. Proses itu dapat memberikan jalan untuk membuat bom atom sebagai tambahan dari stok plutonium yang mereka miliki.     China, sekutu utama Pyongyang, tengah berusaha memulihkan pembicaraan enam negara terkait pelucutan nuklir Korea Utara yang digelar sejak 2003 lalu. Kelompok dialog tersebut terdiri dari dua negara Korea, Amerika Serikat, Rusia, Jepang, dan China.     Mereka mengatakan isu uranium itu harus ditangani dalam forum tersebut dan bulan lalu melarang publikasi laporan Perserikatan Bangsa Bangsa yang mengeritik program tersebut. Namun, Korea Selatan ingin Dewan Keamanan PBB membahas program uranium tersebut sebelum pembicaraan enam pihak dimulai kembali.     Dialog tersebut terakhir digelar pada Desember 2008. Korut menarik diri dari pembicaraan itu pada April 2009 dan menggelar percobaan nuklir keduanya sebulan kemudian.     Sebelumnya pada awal bulan ini Korut mengatakan keinginannya untuk kembali ke pembicaraan enam pihak tanpa syarat, dan akan mendiskusikan pabrik pengayaan uraniumnya serta kemungkinan untuk menunda serangkaian percobaan nuklir mereka.     Namun Menteri Luar Negeri Korsel menolak tawaran itu. "Hal itu belum cukup dan tidak memenuhi prasyarat terciptanya dialog," katanya kepada wartawan.    
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com