Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Radioaktif dalam Air Hujan Mencemaskan

Kompas.com - 28/03/2011, 15:40 WIB

OSAKA, KOMPAS.com — Kementerian Kesehatan Jepang meminta perusahaan-perusahaan pemurnian air nasional negara itu tidak lagi menggunakan air hujan dan menutupi kolam-kolam permurnian dengan terpal demi melindungi tempat-tempat tersebut dari zat radioaktif yang berasal dari PLTN Fukushima yang rusak akibat gempa dan tsunami.

Pemerintah Kota Tokyo dan kota-kota di dekatnya beberapa pekan lalu menyatakan mereka telah mendeteksi adanya yodium radioaktif yang melewati batas normal sehingga membuat air keran Tokyo dan kota-kota itu tidak aman untuk bayi. Namun, level kontaminasi tersebut kemudian turun lagi sejak saat itu.

Departemen Kesehatan Jepang memperingatkan pada akhir pekan lalu bahwa curah hujan baru dapat menangkap elemen-elemen radioaktif yang telah lepas dari pembangkit di Fukushima yang rusak, lalu mengalirkan zat-zat radioaktif itu ke sungai dan waduk yang kemudian masuk dalam pasokan air minum.

”Ketika zat radioaktif meningkat di Tokyo setelah hujan, kementerian telah meminta operator perusahaan pemurnian air nasional untuk mengambil tindakan pencegahan yang bisa dilakukan,” kata seorang pejabat kementerian itu kepada AFP, Senin (28/3/2011). Langkah-langkah tersebut termasuk menghentikan suplai air sungai setelah hujan dan menutup kolam air dengan lembaran plastik.

Kementerian telah menyatakan bahwa tindakan-tindakan tersebut diambil sebatas tidak mengganggu kestabilan pasokan air minum. Kementerian juga menyarankan perusahaan-perusahaan itu agar menggunakan zat karbon bubuk dalam proses pemurnian untuk mengurangi bahan-bahan radioaktif.

Badan Meteorologi Jepang memprakirakan akan terjadi salju atau hujan pada Selasa sore di Prefektur Fukushima, dimana pembangkit yang bermasalah berada dan di Prefektur Ibaraki yang terletak di dekatnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com