Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oposan Rebut Lagi Dua Kota Minyak

Kompas.com - 28/03/2011, 05:01 WIB

Tripoli, Minggu - Pasukan oposisi Libya, Minggu (27/3), merangsek ke arah barat menuju Tripoli, ibu kota negara, setelah berhasil merebut kembali Ajdabiya di Libya timur; dua kota pelabuhan ekspor minyak, Brega dan Ras Lanuf; serta kota kecil Bin Jawad di Libya tengah. Pada hari yang sama, koalisi Barat melumpuhkan pasukan loyalis Moammar Khadafy di Sebha, Libya selatan, serta Zawiya dan Sirte di Libya barat.

Sementara itu, pergolakan politik yang kian memanas, bahkan mencapai titik kritis, terjadi di Yaman, Suriah, dan Jordania. Beberapa negara lain di Dunia Arab, termasuk Bahrain dan Aljazair, juga masih diguncang krisis serupa meski belum sepanas Libya, Yaman, Suriah, dan Jordania. Masalah utamanya sama, yakni ketidakpuasan publik atas pemerintahan yang otokratik.

Keberhasilan pasukan revolusioner Libya merebut kembali dua kota minyak, Brega dan Ras Lanuf, serta kota lain tak terlepas dari intervensi asing melumpuhkan pusat-pusat kekuatan militer Khadafy. Oposan terus merangsek dari timur ke barat menuju Tripoli dengan memanfaatkan momentum bantuan koalisi Barat yang dipimpin Amerika Serikat, Perancis, dan Inggris dan kini akan dipimpin aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Hari Minggu, pasukan koalisi mengepung Ras Lanuf, salah satu kota pelabuhan ekspor minyak Libya. Di sini terdapat perusahaan Ras Lanuf Refinery yang selesai dibangun pada 1984 dengan kapasitas penyulingan minyak mentah mencapai 220.000 barrel per hari.

Ras Lanuf terletak sekitar 370 kilometer di barat Benghazi, kota yang menjadi basis pertahanan kubu oposisi dan terletak di Libya timur. Kota minyak ini juga terletak sekitar 210 km dari Ajdabiya, kota pertama yang jatuh ke tangan kubu oposisi, Sabtu. ”Tidak ada lagi tentara Khadafy di Ras Lanuf,” kata Walid al-Arabi, seorang pejuang kubu oposisi.

Kaum oposisi juga berhasil mengusir loyalis Khadafy dari Bin Jawad, sekitar 50 km di barat Ras Lanuf, Minggu. Pasukan oposisi mengambil keuntungan dari serangan udara Perancis pada pukul 07.00 yang menghancurkan tank dan kendaraan lapis baja loyalis. Bin Jawad menjadi garis depan pasukan oposisi untuk bergerak menuju barat, yakni Sirte, kota kelahiran Khadafy, dan Tripoli, yang masih dalam genggaman loyalis.

Sehari sebelumnya, kubu oposisi menguasai Ajdabiya dan kota pelabuhan minyak lain, yakni Marsa Brega atau Brega di Teluk Sirte. Brega termasuk salah satu kota minyak penting selain Ras Lanuf. Di sini terdapat kilang minyak yang dijalankan Sirte Oil Company, anak perusahaan dari National Oil Corporation, sebuah badan usaha milik negara Libya.

Gencatan senjata

Di Tripoli, juru bicara Pemerintah Libya, Mussa Ibrahim, mengatakan, serangan udara koalisi di Sirte, Ajdabiya, dan kota lain telah menewaskan tentara dan warga sipil. ”Kami kehilangan banyak nyawa militer dan sipil,” ujarnya.

Mussa juga mengulangi seruannya untuk diadakan gencatan senjata. Ia mendesak agar Dewan Keamanan PBB segera melakukan pertemuan untuk mencabut persetujuan aksi militer Barat terhadap rakyat Libya. Militer asing dinilainya terlibat terlalu jauh terhadap persoalan domestik negara berdaulat Libya.

Menteri Pertahanan AS Robert Gates, Minggu, menuduh pasukan Khadafy telah membunuh rakyatnya sendiri. Serangan udara terhadap pasukan Khadafy dilakukan demi melindungi rakyat sipil yang telah menjadi korban kekejaman pemimpinnya sendiri. Rakyat harus dilindungi.

Presiden AS Barack Obama menyebutkan, sudah ada ”kemajuan nyata” dalam operasi zona larangan terbang di atas Libya. Sementara itu, pemimpin tertinggi Gereja Katolik di Vatikan, Paus Benediktus XVI, mendesak para diplomat menggelar dialog langsung yang ditujukan untuk menangguhkan penggunaan senjata oleh semua pihak di Libya.

(AP/AFP/REUTERS/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com