Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Patuhi Uni Afrika, Khadafy Siap Damai

Kompas.com - 26/03/2011, 04:09 WIB

ADDIS ABABA, KOMPAS.com — Tripoli siap mematuhi peta perdamaian yang ditetapkan Uni Afrika untuk mengatasi krisis Libya. Delegasi Moammar Khadafy  mengatakan hal itu pada pertemuan Uni Afrika di Addis Ababa, Jumat (25/3/2011).

"Kami siap melaksanakan peta perdamaian yang ditetapkan... Komite Tingkat Tinggi yang diberi mandat oleh Dewan Keamanan dan Perdamaian Uni Afrika," kata delegasi itu dalam sebuah pernyataan.

Peta itu menetapkan diakhirinya segera segala permusuhan, kerja sama pihak berwenang Libya untuk memfasilitasi bantuan kemanusiaan, dan perlindungan bagi semua warga negara asing, termasuk pekerja migran Afrika.

Delegasi Tripoli pada pertemuan itu dipimpin Mohammed al-Zwai, Sekretaris Jenderal Kongres Rakyat Umum. Pernyataan itu menyerukan masyarakat internasional agar mewajibkan "pihak-pihak lain" dalam konflik untuk menghormati gencatan senjata.

"Libya melakukan gencatan senjata dan masyarakat internasional juga harus memberlakukan kewajiban yang sama terhadap pihak-pihak lain. Libya juga menyetujui misi pengamat Uni Afrika untuk mengawasi gencatan senjata," kata delegasi itu.

Delegasi dalam pernyataan itu juga menuntut "penghentian pengeboman udara dan blokade laut oleh pasukan Barat dan AS," dengan menekankan bahwa langkah-langkah ini memiliki efek yang berlawanan dari niat PBB. Ini karena serangan tersebut menewaskan warga sipil, bukan melindunginya.

Delegasi itu juga mendesak pencabutan embargo ekonomi terhadap Libya. Pemerintah Libya menyatakan, Kamis, jumlah korban tewas sipil akibat serangan udara koalisi selama lima hari ini hampir 100 orang. Tripoli menuduh negara-negara Barat berperang untuk membantu pemberontak.

Para pejabat militer Barat membantah ada korban tewas sipil dalam operasi penegakan zona larangan terbang di Libya untuk melindungi penduduk sipil dari pasukan pemerintah.

Libya kini digempur pasukan internasional sesuai dengan mandat PBB yang disahkan pada Kamis (17/3/2011). Resolusi 1973 DK PBB disahkan ketika kekerasan dikabarkan terus berlangsung di Libya dengan laporan-laporan mengenai serangan udara oleh pasukan Moammar Khadafy, yang membuat marah Barat.

Selama beberapa waktu, hampir semua wilayah negara Afrika utara itu terlepas dari kendali Khadafy setelah pemberontakan rakyat meletus di kota pelabuhan Benghazi pada pertengahan Februari. Namun, kini pasukan Khadafy dikabarkan telah berhasil menguasai lagi daerah-daerah tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com