Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Libya: Barat Sudah Bunuh 100 Warga Sipil

Kompas.com - 25/03/2011, 03:34 WIB

TRIPOLI, KOMPAS.com — Pemerintah Libya menyatakan, Kamis (24/3/2011), jumlah korban tewas sipil akibat serangan udara pasukan Sekutu di bawah komando Amerika Serikat selama lima hari ini hampir 100 orang.

Tripoli menuduh negara-negara Barat berperang untuk membantu pemberontak. Mussa Ibrahim, juru bicara Pemerintah Libya, meyakini bahwa pasukan Barat berencana menyerang prasarana siarannya, mungkin pada Kamis malam.

"Apa yang terjadi saat ini adalah negara-negara Barat berperang di pihak pemberontak. Ini tidak diizinkan oleh resolusi PBB," katanya kepada wartawan. "Kami telah menerima informasi intelijen bahwa prasarana siaran dan komunikasi kami akan menjadi sasaran, mungkin malam ini, oleh serangan-serangan udara."

"Jika terjadi, ini akan sangat tidak bermoral dan ilegal. Yang menjadi sasaran-sasaran adalah sipil." 

Para pejabat militer Barat membantah ada korban tewas sipil dalam operasi menegakkan zona larangan terbang di Libya untuk melindungi penduduk sipil dari pasukan pemerintah.

"Kami memenuhi janji kami. Kami melakukan gencatan senjata. Kami hanya membalas serangan-serangan udara yang tentunya menjadi hak kami, dan pemberontak di wilayah timur menyerang militer kami dengan perlindungan serangan udara," kata Ibrahim.

Libya kini digempur pasukan internasional yang merasa mendapat legitimasi dari Perserikatan Bangsa-bangsa yang disahkan pada Kamis (17/3/2011) lalu.

Resolusi 1973 DK PBB disahkan ketika kekerasan dikabarkan terus berlangsung di Libya dengan laporan-laporan mengenai serangan udara oleh pasukan Moamer Kadhafi, yang membuat marah Barat.

Selama beberapa waktu hampir seluruh wilayah negara Afrika utara itu terlepas dari kendali Khadafy setelah pemberontakan rakyat meletus di kota pelabuhan Benghazi pada pertengahan Februari. Namun, kini pasukan Khadafy dikabarkan telah menguasai lagi daerah-daerah tersebut.

Ratusan orang tewas dalam penumpasan brutal yang dilakukan pasukan pemerintah. Ribuan warga asing bergegas meninggalkan Libya pada pekan pertama pemberontakan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com