Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keselamatan Tetap yang Utama

Kompas.com - 25/03/2011, 03:11 WIB

Kecelakaan nuklir di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi, Jepang, mengingatkan dunia akan tragedi nuklir terburuk di Chernobyl, Ukraina, seperempat abad lalu. Isu keselamatan dan keamanan reaktor nuklir pun kembali menjadi sorotan, membuat sejumlah negara mempertimbangkan kembali kebijakan energi mereka.

Peristiwa Chernobyl, 26 April 1986, dipicu oleh eksperimen menguji keamanan sistem pendingin darurat. Gabungan kecerobohan operator dan desain reaktor yang tak memenuhi syarat keamanan menimbulkan peningkatan daya tak terkendali.

Tak kurang dari 50 orang tewas karena paparan radiasi tingkat tinggi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengestimasi sedikitnya 4.000 orang tewas karena dampak radiasi pada tahun-tahun berikutnya. Debu radioaktif menyebar ke seluruh Eropa dan sekitar 340.000 orang terpaksa dimukimkan kembali.

Menyusul tragedi Chernobyl, Italia yang belum memiliki reaktor nuklir secara bulat menolak PLTN dalam referendum 1987. Jerman, yang tengah membangun empat reaktor baru setelah harga minyak melonjak tahun 1974, menghentikan pengembangan nuklir kecuali yang telanjur dibangun. Reaktor nuklir terakhir di Jerman mulai beroperasi April 1989.

Kekhawatiran akan bahaya radiasi kembali muncul 12 Maret lalu saat terjadi ledakan, disusul kebakaran pada empat dari enam reaktor nuklir di PLTN Fukushima Daiichi. Peristiwa ini terjadi karena kegagalan sistem pendingin menyusul gempa bumi dahsyat dan tsunami yang melanda timur laut Jepang sehari sebelumnya.

Badan Keselamatan Nuklir dan Industri Jepang (NISA) menempatkan kecelakaan nuklir itu dalam level 5 Skala Kejadian Radiologi dan Nuklir Internasional (INES) pada 17 Maret. Yang paling membahayakan, seperti terjadi di Chernobyl, berskala 7.

Kebangkitan nuklir

Kecelakaan di PLTN Fukushima Daiichi terjadi saat nuklir disebut memasuki masa kebangkitan pada satu dekade terakhir karena tingginya kebutuhan energi, ancaman pemanasan global, perubahan iklim, dan upaya mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Negara Barat juga sudah pulih dari trauma Chernobyl dan kebocoran radiasi karena pelelehan teras reaktor di Three Mile Island, Pennsylvania, Amerika Serikat, 28 Maret 1979.

Menurut data Asosiasi Nuklir Dunia, persentase listrik yang dibangkitkan tenaga nuklir terhadap total daya listrik dunia memang menurun, dari 17 persen pada era 1980-an menjadi 14 persen pada tahun 2009. Tetapi, total jumlah daya yang dibangkitkan naik seiring dengan meningkatnya konsumsi dunia. Pada tahun 2009 tercatat 443 reaktor di seluruh dunia menghasilkan 2.560 terawatt-jam atau 2.560 miliar kilowatt-jam (kWh).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com