Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lawan Tentara, 13 Gerilyawan Yaman Tewas

Kompas.com - 23/03/2011, 03:10 WIB

ADEN, KOMPAS.com — Sebanyak 13 gerilyawan Al Qaeda tewas dalam bentrokan dengan tentara Yaman di provinsi Abyan di bagian selatan negara itu, Selasa (22/3/2011).

Pertumpahan darah itu terjadi ketika Menteri Pertahanan Amerika Serikat Robert Gates memperingatkan bahwa ketidakstabilan politik di Yaman dan pengalihan perhatian dari hubungan dengan AQAP, Al Qaeda di Semenanjung Arab, merupakan "kekhawatiran utama" Washington.

"Sebanyak 13 anggota militan Al Qaeda tewas dalam bentrokan terus-menerus dengan militer di kota Loder (di provinsi Abyan)," kata pejabat setempat tersebut.

Sebelumnya pada hari Selasa, seorang pejabat keamanan telah memberikan informasi bahwa dua gerilyawan Al Qaeda tewas dan lima tentara terluka, "setelah sekelompok gerilyawan Al Qaeda mengepung satu unit tentara".

Pejabat tersebut mengatakan, kedua belah pihak menggunakan "artileri dan senjata mesin serta granat berpeluncur roket" dalam konfrontasi itu.

Kamis lalu, gerilyawan Al Qaeda menyerang sebuah pos keamanan di provinsi Marib di Yaman timur. Pejabat tersebut mengatakan bahwa serangan ini memicu bentrokan yang menyebabkan tiga gerilyawan dan dua polisi tewas.

Pasukan keamanan Yaman pada 17 Maret juga menangkap dua anggota Al Qaeda, termasuk seorang pemimpin setempat jaringan itu di Taez, selatan Sanaa.

Seorang pejabat keamanan mengenali salah satu dari mereka yang ditangkap itu sebagai Khaled Saeed Baterfi, seorang pemimpin Al Qaeda di Yaman.

Yaman adalah tanah air leluhur pemimpin Al Qaeda, Osama bin Laden. Yaman telah menjadi tempat terjadinya sejumlah serangan yang diklaim kelompok itu terhadap misi asing, tempat wisatawan, dan instalasi minyak.

Yaman yang merupakan salah satu sekutu besar AS, dalam perangnya terhadap Al Qaeda, sekarang sedang berjuang menghadapi demonstrasi antipemerintah yang intensitasnya meningkat. Demonstrasi itu telah menyebabkan perselisihan dengan militer, gerakan pemisahan diri di bagian selatan negara itu, dan pemberontakan di utara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com