KOMPAS.com - Inggris, satu dari tiga negara yang mengawal zona larangan terbang terhadap Libya bersikeras menjaga mandat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tersebut. Menurut warta AP dan AFP pada Senin (21/3/2011), Inggris, sebagaimana pernyataan juru bicara Kantor Perdana Menteri Inggris David Cameron, menyangsikan kebijakan pemimpin Libya Moammar Khadafy menaati gencatan senjata. "Khadafy melanggar gencatan senjata yang ditetapkannya sendiri. Setiap orang akan ingat pelanggaran itu," kata juru bicara itu.
Minggu lalu, Moammar Khadafy memang sempat menyatakan gencatan senjata antara pihaknya dengan kelompok oposisi. Namun, kenyataannya, ia justru mengerahkan kekuatan udara menyerang lokasi-lokasi kelompok oposisi. Khususnya, di kota Benghazi.