Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hugo Chavez: Pemboman Ngawur demi Minyak

Kompas.com - 21/03/2011, 04:36 WIB

CARACAS, KOMPAS.com — Presiden Venezuela, Hugo Chavez, mengutuk dua kali serbuan pasukan Barat di bawah komando Amerika Serikat, terhadap Libyaa pada Sabtu (19/3/2011) dan Minggu (20/3/2011). 

Chavez menyebutnya sebagai "pemboman ngawur", dan mengakibatkan jatuhnya korban sipil. Chavez yang memang menjalin hubungan lama dengan pemimpin Libya Moammar Khadafy itu menuntut agar serangan serupa dihentikan.

Ia juga menggemakan klaim pemerintah Libya bahwa korban tewas akibat serangan Barat itu mencapai 48 jiwa.

"Korban sipil sudah mulai berjatuhan karena bom yang diluncurkan --sekitar 200 sampai 400 bom dari laut-- dan bom-bom itu jatuh di mana saja," ujar Chavez dalam amanat mingguannya di stasiun televisi dan radio.

"Libya berada di bawah serbuan imperialis. Tidak ada yang membenarkan hal ini," kecam Chavez sembari menunjukkan halaman muka koran yang memuat foto ledakan di Libya.

"Pemboman ngawur," kecamnya. "Siapa yang memberi hak kepada negara-negara (Barat) itu? Baik Amerika Serikat, Perancis, Inggris atau negara mana pun tidak berhak menjatuhkan bom-bom itu."

Menurut Chavez, kini para pemimpin Uni Afrika sedang bertemu di Mauritania untuk membahas konflik tersebut. "Itulah yang memang seharusnya dikerjakan, pergi ke sana untuk berbicara dengan para pihak yang terlibat konflik, bukan justru menjatuhkan bom. Semakin banyak bom, semakin banyak kematian," ujar Chavez. "Kita berdoa kepada Tuhan untuk perdamaian di Libya."

Chavez juga mengulang lagi kecamannya terhadap motif serangan pasukan sekutu pimpinan Amerika Serikat terhadap Libya.

"Kami mengulang lagi pesan kami dari Venezuela, dari ALBA: Kami menuntut dihentikannya serbuan terhadap Libya. "Sangat gila. Ini kegilaan imperialis." Chavez berkali-kali menyebut Amerika Serikat sebagai "negara kerajaan".

ALBA adalah kelompok delapan negara berhaluan kiri dari Amerika Latin dan Karibia. Chavez bersama para delegasi dari tujuh negara anggota ALBA menuduh Barat sesungguhnya sedang berusaha menguasai ladang-ladang minyak Libya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com