Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RS Benghazi Penuh Mayat

Kompas.com - 21/03/2011, 03:49 WIB

Benghazi, Minggu - Saat pasukan koalisi multinasional yang dipimpin Perancis menyerang Tripoli, pasukan Moammar Khadafy menggempur Benghazi—kota terbesar kedua setelah Tripoli— yang dikuasai oleh kelompok oposisi. Sudah 94 pejuang, tentara, dan warga sipil tidak berdosa tewas di kota itu setelah serangan hari Minggu (20/3) menewaskan sekitar 44 orang lagi.

Serangan pasukan loyalis Khadafy ke Benghazi sudah berlangsung sejak Sabtu. ”Kemarin kami menerima 50 mayat warga sipil dan pejuang oposisi. Khusus hari ini (Minggu), kami menerima sekitar 35 mayat lagi,” kata Khaled Mugasabi, dokter ahli patologi forensik Rumah Sakit Jala, Benghazi, Libya timur, Minggu.

Di samping korban rakyat sipil dan milisi oposisi, koresponden AFP melaporkan sembilan mayat tentara Khadafy tersimpan di RS Jala. Menurut Reuters, ada tiga mayat tentara bayaran asal Chad atau Niger. Korban tewas dikedua kubu mungkin bertambah karena pertempuran sengit antara pasukan Khadafy dan oposisi sedang berlangsung di kota itu.

Pertempuran dua kubu di Benghazi pecah Jumat malam. Loyalis Khadafy menembak jatuh jet tempur oposisi. Selain milisi oposisi, di antara korban tewas terdapat anak-anak berusia delapan tahun dan orang usia lanjut berumur 60 tahun.

Banyak pengunjung rumah sakit itu menangis mencari anggota keluarnya. ”Saya mencari sepupu,” kata Khaled Muhamad, warga. ”Ada banyak orang yang keluarganya tidak mengetahui apa yang terjadi pada mereka. Banyak orang pergi berperang melawan Khadafy tak kembali,” katanya.

Beberapa mayat dalam kondisi terbakar, sementara korban tewas lainnya tampak dengan luka tembak menganga di kepala. Baru satu mayat yang sudah teridentifikasi, seorang laki-laki bernama Talal Sulaiman Abdullah. Ia adalah pilot pesawat tempur oposisi yang jatuh akibat ditembak pasukan loyalis Khadafy.

Kepala perawat, Nora Azir, mengatakan petugas kewalahan melayani korban perang. ”Semua bangsal penuh pasien,” katanya. Kamar mayat juga penuh. Lebih dari 100 orang terluka. Rakyat di Benghazi tak ingin perang, tetapi berharap rezim otoriter Khadafy yang sudah berkuasa lebih dari satu tahun itu segera turun.

Rebut kota minyak

Menjelang sore, pasukan koalisi multinasional yang dipimpin Perancis justru menyerbu pasukan Khadafy. Sekitar 14 tank, 2 truk peluncur roket, dan 20 kendaraan lapis baja yang mengangkut tentara loyalis Khadafy hancur dan terbakar di sebuah jalan strategis di Libya timur.

Khadafy memobilisasi kekuatan militernya ke Benghazi untuk merebut kota itu dan kota minyak Brega yang dikuasi oposisi. Khadafy memusatkan serangan ke Libya timur karena ia sudah menguasi barat. Ia mengatakan tidak akan mundur oleh sebuah ”aliansi tentara salib” Barat yang dipimpin Perancis.

Hari Minggu, Khadafy dengan suara lantang bersumpah untuk melakukan perang panjang melawan intervensi militer asing atas urusan internal Libya. Upaya Khadafy menyerang Libya timur dengan kota utamanya Benghazi, tidak lain sebagai bagian strategi politiknya untuk merebut kembali wilayah itu, yang menurut terminologi Khadafy, telah dikuasai ”pemberontak”.

Brega adalah kota pelabuhan ekspor minyak Libya. Pertempuran antara kubu Khadafy dan oposisi selama ini lebih banyak terjadi di kota-kota minyak, seperti Es Sider, Ras Lanuf, dan Brega. (AP/AFP/REUTERS/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com