Kairo, Kompas -
Jalan Gamal Abdel Nasser di jantung kota Benghazi mulai mendapat gempuran dari pasukan loyalis Khadafy. Sebuah pesawat tempur dilaporkan jatuh di sebuah distrik di Benghazi.
Beberapa jam sebelumnya, pasukan pro dan kontra-Khadafy terlibat pertempuran sengit di wilayah di sekitar 50 kilometer selatan kota Benghazi. Pasukan loyalis Khadafy, dengan artileri dan tank, juga masih menembaki kota Ajdabiya di Libya Timur serta Misurata dan Zantan di Libya Barat.
Seorang saksi mata kepada televisi Aljazeera menuturkan, pasukan loyalis Khadafy menggempur kota Misurata, yang masih dikuasai kaum revolusioner. Pihak pemerintah loyalis Khadafy di Tripoli membantah serangan ke Misurata.
Gerakan pasukan loyalis Khadafy ke kota-kota yang dikuasai kaum revolusioner itu tetap berlanjut meskipun Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1973 sudah dikeluarkan. Resolusi tersebut memberlakukan zona larangan terbang di angkasa Libya, kecuali penerbangan untuk misi kemanusiaan. Resolusi itu juga mengizinkan negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa dapat mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi penduduk sipil yang berada dalam ancaman serangan pasukan Khadafy.
Pemimpin Libya Moammar Khadafy pada Sabtu (19/3) secara khusus mengirim surat kepada Presiden AS Barack Obama, yang isinya juga dibacakan lewat siaran televisi resmi Libya. Khadafy menegaskan, rakyat Libya siap mati demi Khadafy sendiri dan menambahkan, pasukannya sedang memerangi Al Qaeda.
Kepada Presiden Perancis Nicolas Sarkozy, Perdana Menteri Inggris David Cameron, dan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Khadafy menyatakan, Barat akan menyesal jika melakukan intervensi di Libya. Jumat lalu, Perancis, Inggris, AS, dan sejumlah negara Arab meminta pasukan loyalis Khadafy menghentikan gerakan menuju Benghazi dan mundur dari kota Misurata, Zawiyah, dan Ajdabiya.
Duta Besar AS untuk PBB Susan E Rice N menuduh Libya melanggar Resolusi DK PBB, yang meminta penghentian serangan terhadap sasaran sipil. Obama mengancam akan melakukan aksi militer jika Khadafy tidak menghentikan serangan.
Duta Besar Perancis untuk PBB Gerard Araud mengungkapkan, aksi militer terhadap Libya sudah dekat.