Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Arti Zona Larangan Terbang Libya?

Kompas.com - 18/03/2011, 11:18 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com — Para pemberontak Libya di kota Benghazi bersukacita, Jumat (18/3/2011) dini hari. Mereka menembakkan kembang api dan senjata setelah Dewan Keamanan PBB, Kamis malam waktu AS, menetapkan memberlakukan zona larangan terbang dan "semua langkah yang diperlukan" demi melindungi warga sipil Libya.

Pihak oposisi, yang punya pasukan yang setia tetapi sebagian besar tidak terlatih dan tidak punya peralatan perang memadai, telah mengalami kemunduran militer minggu ini. Oposisi mengatakan, aksi internasional semacam itu diperlukan pihaknya sehingga mereka punya peluang untuk menggagalkan serangan rezim Moammar Khadafy terhadap kubu pemberontak.

"Kami berharap dan berdoa PBB akan datang dengan sebuah resolusi yang sangat tegas dan cepat dan menegakkannnya dengan segera," kata Ahmed El-Gallal, koordinator senior oposisi, sebelum keputusan DK PBB itu keluar, sebagaimana dikutip CNN. Sementara Menteri Luar Negeri Perancis, Alain Juppe, mengatakan, "Kami tidak boleh tiba terlambat."

Resolusi itu, yang diusulkan AS, Inggris dan Lebanon, disetujui oleh 10 dari 15 negara anggota DK PBB. Tidak ada negara yang menolak tetapi China, Rusia, Jerman, India dan Brasil abstain.

Negara-negara anggota PBB dapat "mengambil semua langkah yang diperlukan ... untuk melindungi penduduk sipil dan daerah-daerah berpenduduk sipil yang berada di bawah ancaman serangan di Libya, termasuk Benghazi," demikian menurut resolusi itu.

Dengan adanya zona larangan terbang berarti angkatan udara Libya dilarang memasuki atau terbang di zona tertentu di dalam negara itu. Namun tidak segera jelas bagaimana operasi militer internasional dan kemungkinan serangan terhadap militer Libya akan berlangsung.

Media Inggris The Telegraph dalam situsnya melaporkan, tentara Barat bisa saja melancarkan serangan bom terhadap rezim Libya pada Jumat pagi waktu setempat. Serangan pertama, mungkin dilakukan oleh pesawat tanpa awak. Namun itu terjadi jika Kolonel Khadafy melakukan ancamannya yaitu demi "menunjukkan tidak ada belas kasihan" terhadap para pemberontak di Benghazi.

Sumber CNN di pemerintahan AS mengatakan, AS dan para anggota NATO di kawasan itu siap untuk bertindak dalam hitungan jam. Kesiapan itu termasuk serangan udara dan rudal jelajah yang dirancang untuk melumpuhkan pertahanan udara Libya dan menghukum unit militer Khadafy yang terus menekan benteng-benteng pertahanan oposisi di timur negara itu, kata pejabat tersebut.

Resolusi PBB itu juga mengutuk "pelanggaran berat dan sistematis terhadap hak asasi manusia, termasuk penahanan sewenang-wenang, penghilangan paksa, penyiksaan dan sejumlah eksekusi." Resolusi tersebut merinci penegakan embargo senjata terhadap Libya, pembekuan aset, dan larangan pada sebagian besar penerbangan.

Resolusi juga menyesalkan penggunaan tentara bayaran oleh Pemerintah Libya, mengungkapkan keprihatinan tentang keamanan warga negara asing ,dan menuntut gencatan senjata segera.

Obama telah menelepon Perdana Menteri Inggris David Cameron dan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy setelah pemungutan suara DK PBB itu berlangsung. Ketiganya "setuju bahwa Libya harus segera mematuhi semua persyaratan resolusi dan bahwa kekerasan terhadap penduduk sipil Libya harus berakhir," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.

Wakil Menteri Luar Negeri Libya Khaled Kaim yang berbicara kepada wartawan di Tripoli seusai pemungutan suara di DK PBB, mengatakan, Libya akan melindungi warga sipil dan integritas teritorialnya.

Militer AS sendiri tidak melihat zona larangan semata cukup untuk menghentikan Khadafy. Kepala Staf Angkatan Udara AS Jenderal Norton Schwartz mengatakan dalam sebuah sidang Komite Angkatan Bersenjata Senat, Kamis, bahwa menegakkan sebuah zona akan memakan waktu lebih dari seminggu. Para pejabat militer AS mengatakan, sebuah zona larangan terbang tidak akan menghentikan artileri berat yang digunakan rezim Khadafy di daratan.

Putra Khadafy, Saadi, mengatakan kepada CNN, Kamis malam, bahwa tentara Libya akan mengubah taktik mereka dan mengambil posisi di sekitar Benghazi pada Sabtu atau Minggu dan membantu orang-orang untuk melarikan diri dari kota itu. Khadafy muda itu mengatakan, tidak akan ada serangan besar-besaran. Sebaliknya, polisi dan unit anti-terorisme akan dikirim ke pertahanan para pemberontak itu demi melucuti oposisi.

Sementara itu, dalam sebuah pidato radio yang ditayangkan di televisi Pemerintah Libya, Moammar Khadafy mengecam warga Benghazi dan menyebut mereka "pengkhianat" karena mencari bantuan dari luar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com