Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suara Memanggil-manggil Itu Lenyap

Kompas.com - 18/03/2011, 09:03 WIB

”Ayah! Ayah!” teriak seorang gadis dari rumah tetangganya. Banyak tetangga Imai tak bisa menyelamatkan diri karena rumah mereka hanya satu lantai. Suara gadis itu tak terdengar lagi.

Dalam gempa terkuat yang pernah tercatat di Jepang itu, garis antara hidup dan mati terbukti sangat tipis—dalam kasus Imai hanya satu lantai. Bahkan, di zona bencana di pesisir timur laut, beberapa bangunan dan lingkungan selamat, sedangkan gedung dan lingkungan lain lenyap.

Pada Jumat itu, Ayumi Osuga sedang berlatih origami dengan tiga anaknya, berusia 2 sampai 6 tahun, di rumah mereka yang satu lantai di kota pesisir Sendai. Pada pukul 14.46, bumi mulai berguncang. Cangkir dan piring jatuh dari lemari dan pecah, tetapi kerusakan tampaknya kecil saja.

Kemudian suami Osuga menelepon. ”Keluar dari situ sekarang!” teriaknya.

Karena peringatan dengan nada keras itu, pekerja pabrik berusia 24 tahun tersebut segera membawa anak-anaknya ke mobil. Osuga bergegas mengemudikan mobil ke sebuah rumah di puncak bukit milik keluarga suaminya dengan jarak 20 kilometer. Dia berhasil mengalahkan gelombang yang bergerak dengan kecepatan sebuah jumbo jet itu.

Hari Minggu, dia kembali bersama suami dan kerabatnya ke sebuah rumah yang sudah tidak ada lagi. Benda yang selamat, antara lain, hanya tiga pak popok. Dengan berlinang air mata, Osuga memasukkan popok itu ke ransel. Dia tahu dia beruntung bisa selamat. ”Keluarga saya, anak-anak saya.... Saya menyadari apa yang penting dalam hidup,” katanya.

Sementara itu, Imai, yang masih penuh emosi, berjalan bolak-balik sepanjang Sungai Sunaoshi yang mengalir melalui kota Tagajo. Sepatu botnya yang setinggi lutut menimbulkan bunyi setiap dia melangkah. Para korban selamat lain yang masih linglung menjelajahi jalan-jalan yang porak poranda.

Saat teringat tetangga-tetangganya yang lebih tua dan kemungkinan besar tewas di rumah mereka, Imai mencucurkan air mata. ”Sungai ini telah memberi kami begitu banyak, tetapi pada Jumat itu dia membawa bencana,” kata mantan pekerja hotel berusia 56 tahun itu. Beberapa hari lewat, dia masih merasa bumi berguncang. (AFP/AP/DI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com