Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teluk Bela Bahrain, Iran Jengkel

Kompas.com - 16/03/2011, 08:13 WIB

KRISIS politik di Bahrain, sebuah negeri pulau di Teluk, memiliki sensitivitas tersendiri. Negeri tersebut berpenduduk mayoritas Muslim Syiah, tetapi dipimpin oleh kaum elite dari minoritas Muslim Sunni.

Seiring dengan terjadinya gelombang revolusi di Timur Tengah saat ini, Bahrain juga tak terlepas dari terpaan gelombang itu. Akan tetapi, gelombang revolusi di Bahrain diwarnai dengan perseteruan Syiah- Sunni.

Muslim Syiah yang menjadi penduduk mayoritas di negara itu menuntut demokrasi yang lebih besar lagi. Ujung-ujungnya, tuntutan demokrasi ini kelak akan membuat mayoritas Syiah bisa berkuasa.

Kaum Syiah sudah berhasil berkuasa di Iran dan Irak. Bahkan, Syiah di Lebanon (Hezbollah) yang minoritas memegang kunci keputusan di negara itu.

Itulah yang kemudian menjadi isu di Bahrain. Tuntutan demokrasi di negara ini memiliki nuansa regional pula. Masalah di Bahrain bukan semata-mata soal demokrasi, melainkan menyangkut hubungan krusial antara Iran (mayoritas Syiah) dan negara-negara Arab Teluk (Sunni).

Pemerintah Bahrain sudah meminta bantuan aparat keamanan dari Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) untuk memulihkan keamanan dan stabilitas akibat aksi unjuk rasa di negara itu. Tak pelak lagi hal ini memicu reaksi cukup keras dari Iran, pembela warga Syiah Bahrain.

Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi menegaskan, Iran tidak akan berpangku tangan atas campur tangan Arab Saudi di Bahrain. Ia meminta pemerintah Bahrain tidak melakukan kekerasan terhadap pengunjuk rasa. ”Kami yakin Pemerintah Bahrain bisa menghadapi demonstran dengan bijak. Pemerintah Bahrain juga hendaknya melakukan cara-cara damai menghadapi tuntutan pengunjuk rasa,” katanya.

Analis militer yang juga profesor di Universitas Nayef untuk Ilmu Keamanan di Arab Saudi, Jamal Madhlum, mengatakan, campur tangan militer dari pasukan perisai Aljazeera di Bahrain adalah sebuah keharusan. Ini masuk akal dalam konteks kerja sama militer dan pertahanan bersama di antara negara-negara Arab Teluk.

Dalam pasal 2 dari kesepakatan pertahanan bersama GCC ditegaskan, negara-negara anggota GCC menganggap bahwa setiap aksi permusuhan terhadap salah satu anggota berarti turut melakukan tindakan permusuhan terhadap semua anggota GCC.

Ancaman bagi GCC

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

    Terpopuler

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com