Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minimarket Diserbu, Antre sampai 2,5 Jam

Kompas.com - 15/03/2011, 22:21 WIB

KOMPAS.com — Pascagempa besar disertai tsunami yang mengguncang Jepang pada Jumat (11/3/2011) lalu, segala aktivitas warga langsung terhenti. Kota Sendai, Prefektur Miyagi, seketika menjadi kota mati. Aliran listrik padam serta jaringan komunikasi pun mati. Toko-toko di Sendai tak ada yang beroperasi. Sehari kemudian barulah toko dibuka. Alhasil, ribuan warga Sendai langsung menyerbu toko. Antrean panjang pun tak terelakkan.

Cerita soal warga mengantre untuk mendapatkan bahan makanan ternyata bukan isapan jempol di Sendai, salah satu daerah di pantai timur yang termasuk terkena dampak paling parah. Irma (31), seorang mahasiswi Tohoku University, menggambarkan suasana ketika kota itu dilanda kepanikan saat listrik padam dan ketersediaan makanan terbatas.

”Toko hanya buka di hari Sabtu dan itu pun hanya di jam-jam tertentu. Jadi, kami harus tahan menunggu berjam-jam untuk antre membeli makanan,” ucap Irma, Selasa (15/3/2011), saat tiba di kantor Kementeria Luar Negeri, Jakarta.

Untuk mendapatkan bahan makanan seperti mi dan kebutuhan lainnya, Irma harus rela mengantre satu jam sebelum toko dibuka. ”Saya bahkan antre sampai dua setengah jam,” ucap Irma.

Begitu masuk, lanjutnya, warga pun tidak bisa dengan leluasa berbelanja karena tiap orang diberi waktu lima menit. ”Lima menit, jadi cepat-cepat membeli makanan, sementara makanan di situ juga terbatas dan habis dibeli orang-orang,” kata perempuan yang tengah menempuh studi S-3-nya di Tohoku University sejak tahun 2003.

Menurut Irma, saat gempa terjadi dirinya, yang ketika itu berada di aula seminar, merasakan guncangan yang sangat besar. Gedung tiba-tiba berguncang horizontal. Namun, ajaibnya, tidak ada kekacauan yang terjadi di Kota Sendai.

”Semua orang tenang dan langsung menuju open space, tidak seperti di Indonesia, orang-orang Jepang lebih tenang menghadapi gempa ini,” ucap Irma.

Sudah delapan tahun Irma di Jepang, kejadian ini merupakan suatu kejadian yang paling menakutkan. Berdasarkan berita yang beredar, gempa Jepang di pesisir pantai Miyagi bahkan merupakan gempa terbesar sepanjang sejarah.

Akan tetapi, kejadian yang menewaskan lebih dari 2.000 orang tersebut tidak membuat Irma trauma kembali ke Negeri Sakura. ”Enggak sih, Mbak, kalau itu karena harus selesaikan kuliah,” tuturnya.

Sebelumnya, sebuah gempa besar berkekuatan 9  yang diikuti tsunami berhasil menyapu Prefektur Miyagi, Iwate, dan Fukushima, Jumat (11/3/2011). Akibat bencana besar yang terjadi dalam 30 tahun terakhir ini, sebanyak 2.000 jiwa tewas, 20.820 bangunan rusak, dan 300.000 orang terpaksa mengungsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com