Dharamsala, Kamis
Dalai Lama berbicara pada 52 tahun peringatan pemberontakan Tibet tahun 1959 yang gagal terhadap pemerintahan China, yang membuatnya lari ke pengasingan, di Dharamsala, India utara, Kamis (10/3).
Dengan mengalihkan kekuasaan, Dalai Lama akan memberikan pengaruh yang lebih besar kepada perdana menteri. Warga Tibet akan memilih seorang perdana menteri baru bulan ini. Pemilu itu dipandang sebagai kesempatan bagi generasi pemimpin sekuler yang lebih muda untuk memperkuat kedudukan gerakan itu secara global.
”Pada tahun 1960-an saya berulang kali menekankan, rakyat Tibet memerlukan seorang pemimpin yang dipilih rakyat Tibet,” kata Dalai Lama dalam pidato tahunan. ”Kini saatnya melaksanakan itu,” katanya di hadapan 2.000 biksu dan warga Tibet di pengasingan.
Dalai Lama akan tetap menjadi pemimpin spiritual dan dari pengasingan akan terus menganjurkan ”otonomi yang berarti” bagi Tibet.
Perdana menteri pemerintah Tibet di pengasingan, Samdhong Rinpoche, mengatakan tidak jelas apakah parlemen akan menerima pengunduran diri Dalai Lama itu.
Pengumuman Dalai Lama itu ditanggapi China dengan ejekan. ”Pembicaraan pengunduran diri itu adalah muslihatnya untuk mengelabui masyarakat internasional,” kata jubir Kemlu China, Jiang Yu. ”Dalai Lama adalah seorang pengungsi politik di bawah selubung agama yang kini terlibat kegiatan-kegiatan yang bertujuan memecah China.”
Namun, China lupa bahwa Dalai Lama dihormati di dunia dan dicintai rakyatnya.