Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oposisi Berniat Rebut Tripoli

Kompas.com - 07/03/2011, 09:17 WIB

TRIPOLI, KOMPAS.com — Libya kini berubah menjadi medan perang saudara yang sengit. Kubu antirezim Moammar Khadafy terus berusaha keras merebut Tripoli, ibu kota negara. Mereka terlibat baku tembak dengan loyalis Khadafy yang membalas memakai senjata otomatis dan bom dari jet tempur.

Tembakan senapan mesin otomatis melanda Tripoli, Minggu (6/3/2011). Suara tembakan juga menggelegar keras di sekitar kediaman Khadafy, insiden pertama sejak rezim otokratik Khadafy berkuasa selama lebih dari 41 tahun yang kini hendak ditumbangkan kubu oposisi.

Belum jelas pihak mana yang melakukan tembakan, yang terjadi sekitar pukul 05.30 atau pukul 10.30 WIB itu. Suara tembakan senapan otomatis itu terjadi ketika massa pro-Khadafy, berjumlah sekitar 2.000 orang, sedang turun ke jalan-jalan bersorak kegirangan membunyikan klakson mobil dan sirene.

Mussa Ibrahim dan Abdel-Majid al-Dursi, juru bicara rezim, membantah adanya pertempuran antara kubu Khadafy dan oposisi di Tripoli. Suara tembakan adalah luapan kegembiraan atas suksesnya pasukan pemerintah merebut lagi kota pelabuhan minyak Ras Lanuf di Libya tengah dan Misrata, kota di Libya barat. Namun, warga di dua kota itu mengatakan, kubu oposisi masih memegang kendali.

Kelompok oposisi terus berjuang mendekati Tripoli sejak Sabtu malam dengan terlebih dahulu menguasai kota-kota di sekitarnya, seperti Misrata, Zawiya, Sirte, dan Ras Lanuf. Mereka berusaha mengepung Tripoli, basis pertahanan Khadafy, dengan menguasai Sirte, kota asal Khadafy.

Pertempuran sengit terjadi di kota-kota itu, Minggu, ketika pasukan loyalis Khadafy membombardir dari udara, yang dibalas tembakan artileri dan mortir oleh oposisi. Kata seorang dokter, pertempuran di Zawiya menewaskan 30 orang. Dalam dua hari, 60 orang tewas dan ratusan warga sipil terluka. Pasukan Khadafy juga menggempur Ras Lanuf dan memukul mundur oposisi.

Pasukan pro-Khadafy dilaporkan telah merebut kembali kota Sirte, Ras Lanuf, dan Bin Jawad, Minggu. Tank dan mobil militer loyalis Khadafy berkeliaran di Zawiya dan Misrata. Wakil Menteri Luar Negeri Libya Khaled Qaid mengatakan, ”99 persen” Zawiya dikuasai pemerintah, tetapi disangkal kubu oposisi.

Revolusi tengah terjadi di negara-negara Timur Tengah dan Afrika Utara. Setelah Tunisia dan Mesir, kini aksi protes massa berubah menjadi perang saudara di Libya. Oposisi menuntut Khadafy, yang telah berkuasa dengan tangan besi selama 41 tahun 5 bulan, mundur. Akibat kekerasan senjata, sudah 6.000 orang tewas hingga Kamis pekan lalu.

Sementara Barat telah memberikan tekanan kuat kepada rezim Khadafy agar mundur. Selain pembekuan aset, juga larangan perjalanan dan embargo senjata. (AP/AFP/REUTERS/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com