Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perlawan Terhadap Khadafi Terus Dijaga

Kompas.com - 06/03/2011, 07:47 WIB

BENGHAZI, KOMPAS.com - Dewan Nasional Libya yang bermarkas di bagian timur negara itu yang dikuasai demonstran pemberontak, Sabtu membentuk komite krisis dengan tiga anggota untuk mengurusi masalah militer dan luar negeri.

Dewan itu juga mengatakan mereka akan menjaga pemberontakan terhadap pemerintahan Moammar Khadafi, tapi menegaskan mereka bukan pemerintah sementara.

Mereka juga ingin memindahkan markas dari kota Benghazi di Libya timur ke Tripoli, meskipun ibukota itu masih dikuasai pasukan Khadafi.

Dewan itu mengulangi permintaanya pada serangan udara asing untuk membantu mengeluarkan pria yang telah berkuasa selama 41 tahun dan telah menggunakan pesawat perang dan helikopter terhadap pasukan pemberontak itu. Mereka menuduh Khadafi menyewa tentara sewaan Afrika untuk membantunya.

Guru besar ilmu politik Fathi Baja, anggota pemberontak Koalisi 17 Februari yang bermarkas di Benghazi menjelaskan, komite itu akan membesarkan harapan orang karena mereka memilih sejumlah nama yang sangat kuat.

"Mereka mencerminkan keseimbangan karena berasal dari tempat dan suku yang berbeda-beda," katanya.

Dewan telah menunjuk Omar Hariri, salah satu perwira yang mengambil bagian dalam kudeta 1969 pimpinan Khadafi tapi kemudian dipenjarakan, sebagai pemimpin militer.

Ali Essawi, bekas duta besar untuk India yang mengundurkan diri bulan lalu, akan memimpin urusan luar negeri.

Mahmoud Jibril, yang terlibat dalam proyek yang disebut Visi Libya dengan sejumlah intelektual lainnya sebelum pemberontakan untuk membentuk negara demokratis itu, akan memimpin komite krisis.

Anggota baru lainnya termasuk pembangkang Ahmed Zoubeir, yang pada masa pemerintahan Khadafi telah menghabiskan waktu lebih lama di penjara dari masa tahanan pemimpin Afrika Nelson Mandela yang 28 tahun, dan juga Selwa Adrilli, Fathi Terbil dan Fathi Baja. Anggota lainya akan diumumkan pada tanggal kemudian.

Ketika berbicara para konferensi pers, pemimpin dewan nasional, bekas menteri kehakiman Mustafa Abdel Jalil, mengatakan badan itu tidak menginginkan tentara asing di daratan Libya dan memiliki pasukan cukup untuk membebaskan negara itu.

"Ada perasaan di jalanan bahwa jika Khadafi dapat mengerahkan orang asing untuk berperang bagi mereka, lalu mengapa kami tidak bisa?," katanya.

"Rakyat kami memiliki jumlah itu dan ketetapan untuk membebaskan selurun Libya, tapi kami minta serangan udara untuk membantu kami melakukan ini dalam waktu secepat mungkin."

Ia juga mengatakan, sebagian besar gerilyawan sipil dalam pasukan pemberontak, akan digantikan oleh pasukan perang yang lebih profesional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com