Benghazi, Kompas -
Serangan ke Zawiyah ini adalah salah satu serangan terbesar pendukung Khadafy sejak kerusuhan terjadi 18 hari lalu. Eskalasi pertempuran meningkat sehari sebelumnya, ditandai dengan ledakan dahsyat yang mengguncang kota Benghazi, kota kedua terbesar di Libya, yang menjadi basis kelompok penentang Khadafy.
Ledakan di gudang senjata dan amunisi itu, seperti dilaporkan wartawan Kompas
Pasukan Khadafy memasuki Zawiyah pukul 06.00, yang segera disambut perlawanan kelompok oposisi. ”Orang-orang kami menyerang balik. Kami telah menang dan warga sipil saat ini berkumpul di tengah kota,” kata Youssef Shagan, juru bicara kelompok anti-Khadafy, di kota yang terletak 50 kilometer sebelah barat ibu kota Tripoli itu.
Pernyataan Shagan sekaligus membantah klaim yang disiarkan televisi pemerintah bahwa loyalis Khadafy berhasil merebut kota Zawiyah yang sepekan terakhir menjadi ajang pertempuran kedua kubu. Namun, Shagan meyakini, serangan balik pemerintah bisa terulang setiap saat.
Shagan mengatakan, pasukan Khadafy melepaskan tembakan di pusat kota dan tank mereka menembaki kawasan perumahan sehingga warga terpaksa meninggalkan rumah mereka.
Seorang dokter kepada kantor berita Reuters mengatakan, sedikitnya 30 orang tewas di Zawiyah karena serangan ini. Sebagian besar merupakan warga sipil. ”Ini jumlah yang pasti, tetapi kami yakin jumlah korban tewas yang sebenarnya jauh lebih besar dari ini,” ujarnya.
Shagan menambahkan, kelompok penentang Khadafy berhasil merebut 3 kendaraan serbu, 2 tank, dan 1 pikap milik pemerintah dalam 1,5 jam pertempuran.
Menjelang tengah hari, kubu Khadafy yang terdorong dari pusat kota mendirikan pos pemeriksaan, sekitar 3 kilometer dari pusat kota yang kembali dikuasai kelompok antipemerintah.