Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eropa Perlu Tingkatkan Peran Kelola Selat Malaka

Kompas.com - 05/03/2011, 10:16 WIB

LONDON, KOMPAS.com — Peranan Eropa terhadap pengelolaan Selat Malaka masih jauh di bawah negara-negara lain, seperti Jepang, China, dan Uni Emirat Arab. Padahal, jumlah kapal yang menggunakan Selat Malaka untuk memfasilitasi perdagangan Eropa-Asia sangat signifikan.

Hal itu disampaikan Dubes RI di Brussels, Arif Havas Oegroseno, dalam paparannya mengenai "Managing Strategic Waters in Southeast Asia Roundtable Discussion" yang diselenggarakan European Institue for Asian Studies (EIAS), lembaga pemikir atau think-tank berbasis di Brussels yang memfokuskan pada isu-isu di Asia.

Sekretaris Tiga KBRI Brusel Royhan N Wahab dalam keterangan persnya, Sabtu (5/3/2011) menyebutkan, diskusi berlangsung hangat dengan adanya pujian terhadap peran Indonesia dalam mengelola keamanan, keselamatan navigasi, dan perlindungan lingkungan di Selat Malaka dan Selat Singapura.

Dalam paparannya didampingi Daniela Chitu (pejabat Komisi Eropa dari Directorate General for Maritime Affairs and Fisheries) dan Prof Tanguy Struye (pakar Hubungan Internasional dari Universite Catholique de Louvain), Dubes Arif Havas Oegroseno menyebutkan bahwa jumlah kapal asing memasuki kawasan perairan tersebut dari waktu ke waktu akan semakin meningkat. Menurut Dubes, Eropa perlu menyadari peran strategis Indonesia di perairan Asia karena 71.359 kapal menjadikan Selat Malaka sebagai salah satu jalur navigasi yang sangat strategis bagi jalur perdagangan dunia.

Dia mengatakan bahwa pada 2009 tercatat 370 juta ton barang dari Asia Timur dan Tenggara diturunkan di pelabuhan-pelabuhan di Uni Eropa. Nilainya mencapai 557 miliar dollar AS. Kapal tersebut menggunakan Selat Malaka sebagai jalur perdagangan ke Uni Eropa dari dan ke Asia Tenggara dan Timur.

Sejumlah kapal diperkirakan menggunakan Selat Malaka sebagai salah satu jalur pelayaran yang saat ini dinilai paling efisien. Jumlah kapal pun akan meningkat sampai ribuan pada tahun 2015. Kapal-kapal yang melewati perairan tersebut adalah kapal-kapal yang membawa energi dari Afrika dan Timur Tengah ke Asia Timur. Sejumlah kapal juga membawa berbagai produk perdagangan dari Asia ke Eropa dan sebaliknya.

Arif Havas Oegroseno pun mengatakan, karena jalur yang sangat strategis, keselamatan navigasi di wilayah perairan tersebut dikelola bersama-sama di antara para negara pengguna dan para pemangku kepentingan lainnya. Ia melanjutkan, pengelolaan keselamatan navigasi di wilayah perairan tersebut saat ini dikelola secara trilateral antara Indonesia, Malaysia, dan Singapura.

Dalam perdebatan terlihat adanya apresiasi yang tinggi terhadap peran Indonesia dalam mengelola keamanan, keselamatan navigasi, dan perlindungan lingkungan di Selat Malaka dan Selat Singapura. Pandangan bahwa Eropa perlu meningkatkan peranannya dalam pengelolaan keselamatan navigasi di kawasan tersebut merupakan bentuk positif dari apresiasi terhadap upaya negara-negara pantai dalam mengelola Selat Malaka dan Selat Singapura.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com