Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peraih Nobel Gugat Keputusan Bank Sentral

Kompas.com - 04/03/2011, 04:06 WIB

Dhaka, Kamis - Peraih Nobel Perdamainan 2006, Muhammad Yunus, Kamis (3/3), menggugat keputusan Bank Sentral Banglades yang mencopotnya dari posisi Direktur Pelaksana Bank Grameen. Gugatan ini diajukan sehari setelah Bank Sentral memberhentikan dia dengan alasan melewati batas usia pensiun.

Upaya perlawanan Yunus didukung oleh sembilan anggota direksi bank yang memberi bantuan pembiayaan mikro kepada rakyat miskin itu. Pengacara Yunus, Sara Hossain, mengatakan, direksi mengajukan petisi terpisah ke Pengadilan Tinggi, yang dijadwalkan membahas gugatan dan petisi itu petang harinya.

Bank Sentral beralasan, Yunus yang berusia 70 tahun dan menjabat direktur pelaksana sejak tahun 2000 melanggar undang-undang yang menetapkan batas usia pensiun pada usia 60 tahun. Pemerintah Banglades memiliki 25 persen saham pada bank yang didirikan Yunus tahun 1983 itu.

Adapun pemilik saham mayoritas adalah para nasabah bank, yang mempertahankan Yunus di posisinya. Yunus mengatakan, dewan direksi mengecualikannya dari aturan batas pensiun dan mengizinkannya tetap menjabat selama masih mampu.

Direktur Bank Grameen yang ditunjuk pemerintah, Muzamel Huq, mengatakan akan menunggu keputusan pengadilan. ”Ini menjadi pertempuran antara pemerintah dan Yunus. Kami harus menunggu,” ujar Huq.

Hubungan buruk

Tuntutan untuk menggeser Yunus menguat beberapa pekan terakhir seiring memburuknya hubungan Yunus dengan Perdana Menteri Sheikh Hasina. Hasina dikabarkan marah besar saat Yunus berusaha mendirikan partai politik tahun 2007.

Hasina secara terbuka mengkritik Grameen Bank, yang dia sebut menetapkan bunga pinjaman terlalu tinggi. Yunus juga menjadi kontroversi setelah tayangan dokumenter di televisi Norwegia, Desember lalu, menuduhnya memindahkan dana bantuan dari Norwegia ke institusi lain tanpa persetujuan tahun 1996. Dana itu dikembalikan tahun 1998 dan penyelidikan Pemerintah Norwegia tidak menemukan indikasi terjadi korupsi.

Namun, bagi rakyat miskin, Yunus tetap dianggap pahlawan. ”Dia membawa kehormatan ke negeri ini. Kami semua menghormatinya,” ujar Shefali Akter (25), yang mendapat pinjaman total 1.000 dollar AS dari Bank Grameen sejak 2002.

Pencopotan Yunus juga disesalkan negara donor. ”Kami kecewa dengan kejadian ini. Ini cara yang tidak biasa untuk menghargai peraih Nobel, yang oleh dunia dianggap sebagai salah satu putra Banglades terbaik,” ujar Duta Besar Amerika Serikat di Banglades James F Moriarty.

Bank Grameen kini memiliki 9 juta nasabah, yang 97 persennya perempuan. Umumnya memakai dana pinjaman itu sebagai modal usaha. (ap/afp/reuters/was)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com