Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangunan di Kolong Rel Dibongkar

Kompas.com - 02/03/2011, 03:34 WIB

Jakarta, Kompas - Sekitar 600 rumah petak di kolong rel layang di Jalan Pangeran Jayakarta, dekat Stasiun Beos, Jakarta Barat, dibongkar, Selasa (1/3). Penertiban bangunan di pinggir rel akan terus dilanjutkan sepanjang tahun di seluruh wilayah Jakarta.

Pembongkaran bangunan di pinggir rel dilakukan menyusul terjadinya kebakaran yang menimpa 100 kios di bawah rel layang pada Januari lalu. Kebakaran mengakibatkan kabelkabel persinyalan rusak sehingga sistem persinyalan kereta api terganggu selama dua hari. Terlebih keberadaan bangunan di pinggir rel membahayakan penghuni maupun kereta api.

”Karena terbakar, sistem otomatis tidak bisa bekerja. Wesel harus digerakkan dengan tenaga manusia yang memerlukan waktu lebih lama. Jika dengan sistem otomatis, hanya diperlukan waktu 7 detik untuk mengirim persinyalan. Dengan sistem manual, diperlukan waktu 10 menit. Bisa dibayangkan antrean panjang kereta apinya,” kata Senior Manager Keamanan PT KAI Akhmad Sujadi yang juga Ketua Tim Penertiban.

Volume penumpang kereta api yang melalui rel layang itu dari dan ke Stasiun Jakarta Kota mencapai 200.000 orang per hari dengan frekuensi 300 kereta api per hari. ”Kami harus memilih antara persoalan ekonomi sosial dan keselamatan transportasi. Kami memilih yang kedua,” kata Akhmad.

Kebanyakan warga yang tinggal di situ adalah pengontrak. Mat Sangidi (60) dan istrinya, Suparti (60), tinggal di petak ukuran 2 meter x 3 meter selama belasan tahun. Kemarin dia mengemasi barang miliknya agar tempat tinggalnya bisa dibongkar.

”Ya mau bagaimana lagi, saya harus mencari kontrakan lain atau pulang kampung,” ujar pria asal Kebumen itu.

Setelah kolong rel layang Pangeran Jayakarta, bangunan sepanjang rel Duri-Tangerang dan Pejompongan akan ditertibkan. Sosialisasi akan dilakukan PT KAI agar warga suka rela pindah.

Namun, warga penghuni pinggir rel Pejompongan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, belum tahu rencana penertiban hunian pinggir rel. ”Wah tidak ada persiapan pindah, kami belum tahu mau ditertibkan,” kata Rizki (41), salah satu warga yang menetap di pinggir rel Pejompongan.

Hunian pinggir rel di Pejompongan ini mudah dilihat dari jalan utama, yaitu persimpangan kereta api dari arah Slipi, Jakarta Barat, dan arteri Tentara Pelajar, Jakarta Selatan, menuju Jalan Penjernihan, Jakarta Pusat. Di persimpangan ini tampak berderet rumah papan. Bahkan, beberapa di antaranya dibangun bertingkat. (FRO/NEL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com