Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minyak Libya Mulai Diekspor Lagi

Kompas.com - 01/03/2011, 13:02 WIB

BENGHAZI, KOMPAS.com — Oposisi Libya, Senin, mengatakan, mereka akan memulai lagi ekspor minyak Libya yang ditangguhkan saat demonstrasi antipemerintah dan telah memuati sebuah tanker dengan satu juta barrel minyak mentah untuk diekspor ke China.

Tanker itu merupakan angkutan minyak mentah pertama yang berlayar dari Libya sejak 19 Februari lalu, setelah pasukan keamanan memulai tindakan keras terhadap demonstran antipemerintah yang sejak itu telah menguasai sebagian besar dari bagian timur negara itu. "Kapal itu akan berangkat ke China dan membawa sekitar satu juta barrel minyak mentah yang telah diproduksi di negara itu sebelum sebagian perusahaan minyak menghentikan operasi mereka pekan lalu, kata Fethi Faraj, seorang pemimpin oposisi setempat di Tobruk.

Faraj, yang juga bekerja pada Arabian Gulf Oil Company, mengatakan, perusahaan itu yang sekarang dalam kekuasaan oposisi mengharapkan untuk mengapalkan 600 barel lainnya ke China guna memenuhi kontrak dalam beberapa hari yang akan datang. Perusahaan itu khawatir bahwa kapasitas tempat penyimpanan di terminal-terminal minyak habis terpakai karena penghentian ekspor minyak akibat kekerasan yang terjadi, kata Faraj.

"Kami tidak lagi dalam situasi kritis sejauh persediaan diperhatikan, ketika terjadi kasus belum lama ini. Kami dapat menyimpan lima juta barrel, dan kami sekarang ingin menyimpan dua juta barrel," katanya.

Sebagian besar perusahaan minyak asing di Libya, termasuk Total dari Perancis dan CNPC China, telah menangguhkan produksi dan mengevakuasi staf mereka karena kekerasan yang terjadi, ketika lebih dari 1.000 orang diperkirakan  tewas.

China National Petroleum Corp (CNPC), penghasil penting minyak dan gas China, mengumumkan mereka telah menghentikan produksi dan menarik staf mereka karena pabriknya mendapat serangan dalam demonstrasi pekan lalu. Anggota OPEC Libya biasanya mengekspor sekitar 1,6 juta barrel sehari, 85 persen dari jumlah itu dikirim ke Eropa, menurut Badan Energi Internasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com